KabarBaik.co – Isu tuntutan agar TNI kembali ke barak ramai diperbincangkan masyarakat belakangan ini. Aspirasi yang dikenal dengan tuntutan 17+8 tersebut lahir dari semangat reformasi dan keinginan menjaga supremasi sipil.
Namun, pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, H. Sholahul Am Notobuwono atau yang akrab disapa Gus Aam, memiliki pandangan lain terkait peran TNI.
Menurut Gus Aam, tuntutan masyarakat tersebut harus dihormati karena memang bagian dari semangat demokrasi. Namun, ia juga menegaskan bahwa keberadaan Tentara Nasional Indonesia (TNI) bukan hanya soal pengerahan pasukan menjaga keamanan negara. TNI memiliki peran strategis yang lebih luas, termasuk dalam pembangunan nasional di berbagai sektor penting.
“Justru lewat peran non-militer, TNI bisa ikut menjaga rakyat dan mendukung pembangunan bangsa,” ujar Gus Aam Minggu (7/9)
Dalam pandangan Gus Aam, TNI tidak hanya identik dengan seragam loreng dan barisan senjata. TNI juga merupakan institusi yang siap hadir di tengah masyarakat untuk membantu mengatasi berbagai persoalan bangsa. Pengalaman panjang dalam menghadapi krisis, disiplin, dan loyalitas tinggi menjadikan TNI mitra strategis pembangunan Indonesia.
Gus Aam menyebutkan, TNI memiliki peran penting dalam berbagai bidang strategis, mulai dari pemberantasan korupsi, judi online, narkoba, hingga mendukung program swasembada pangan, ketahanan energi, dan hilirisasi industri yang sedang didorong pemerintah.
“Di Pasal 7 RUU TNI sudah jelas disebutkan tugas tambahan TNI untuk Operasi Militer Selain Perang (OMSP), termasuk keterlibatan dalam bidang-bidang yang saya sebutkan,” ujarnya.
Menurut Gus Aam, kehadiran TNI di pos-pos sipil bukan sesuatu yang harus dikhawatirkan. Dengan pengalaman dan jaringan luas, TNI justru mampu memberikan solusi cepat atas berbagai masalah bangsa.
Ia juga menyoroti persoalan mafia di sektor migas, sawit, dan tambang yang masih menjadi masalah klasik bangsa. Dalam hal ini, TNI berpotensi besar menjadi garda terdepan dalam mempercepat pemberantasannya.
“Masyarakat akhirnya mempercayakan pemberantasan mafia-mafia itu kepada TNI karena mereka loyal dan disiplin dalam menjalankan tugas,” tambah Gus Aam.
Selain fungsi sosial, TNI juga dinilai memiliki kapasitas untuk mempercepat hilirisasi industri nasional, terutama di sektor sumber daya strategis seperti pangan, energi, dan mineral.
Dengan jaringan yang solid hingga pelosok daerah, TNI bisa memperkuat kolaborasi dengan pemerintah daerah untuk menjaga stabilitas sosial sekaligus mendorong pembangunan.
Tak hanya soal pembangunan fisik, keberadaan TNI juga memberikan efek positif psikologis bagi masyarakat. Kepercayaan publik terhadap TNI dapat menjadi modal sosial untuk membangun rasa aman, memperkuat kebersamaan, dan mengurangi potensi konflik horizontal.
Di akhir pernyataannya, Gus Aam berharap peran TNI di sektor non-militer semakin diperkuat.
“Harapan kita semua, kehadiran TNI benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas, bukan hanya menjaga kedaulatan, tapi juga mendukung kesejahteraan bangsa,” pungkasnya. (*)