Gus Dur, Muhaimin, dan Kudeta PKB

oleh -974 Dilihat

Oleh : M. Sholichul Umam

SETIAP Pemilu, selalu muncul pernyataan ini: Muhaimin Iskandar mengkudeta KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Merebut Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Bahkan, diksi lain disebut mencuri. Anda sudah tahu, siapa yang selalu membuat pernyataan tersebut. Apakah pernyataan itu salah? Boleh jadi, tidak. Namun, dalam konteks politik, kebenaran itu persepsi.

Gus Dur itu tokoh luar biasa. Meminjam istilah Thomas Carlyle, beliau The Great Man. Pemimpin besar. Seseorang yang di luar manusia keumuman. Memiliki “sesuatu” yang tidak dimiliki sembarang orang. Pemimpin yang given. Karena itu, membaca jalan pikiran Gus Dur seringkali tidak diametral. Bukan hitam-putih seperti warna baju. Atau bernalar secara matematika, 1+1=2. Namun, mesti melompat-lompat. Melewati jalan di luar keumuman itu sendiri. Menembus batas kelumrahan.

Pun demikian dalam membaca perkara PKB. Di awal pendirian, misalnya. Bagaimana Gus Dur tiba-tiba menunjuk Mathori Abdul Jalil. Saat itu, banyak kiai menolak. Menentang. Namun, Gus Dur memiliki sejumlah pertimbangan lain. Kalaupun kelak Mathori ’’berkonflik’’ dan dinilai ’’berkhianat’’, pemaknaan itu juga satu sudut pandang dalam politik. Boleh jadi persepsi itu muncul karena kita hanya mampu memahaminya dalam lapis syariat. Bukan hakikat. Mungkin saja, pilihan Gus Dur itu petunjuk langit kepada walinya (baca Gus Dur) dalam mendidik dan pembelajaran. Toh, ketika Mathori berpulang, Gus Dur juga datang bertakziyah. Keduanya baik-baik saja.

Baca juga:  Disambati Petambak Gresik Soal Kelangkaan Pupuk, Gus Muhaimin Singgung Dugaan Mafia

Begitu juga dalam persepsi perkara kudeta PKB dan Muhaimin. Yang muncul setiap lima tahunan itu. Gus Dur bukan seperti mereka-mereka itu. Mentransformasi kepemimpinan dengan menggelarkan karpet merah. Asal anak atau keluarga. Lalu, diberikan privelege dengan kuasa-kuasanya. Gus Dur tidak seperti itu. Anda sudah tahu, Gus Dur dan Muhaimin adalah keluarga. Satu galur. Dari Pesantren Denanyar dan Tambakberas, Jombang,

Dengan ’’kuasanya’’ kala itu, sejatinya sangat mudah Gus Dur melempangkan jalan. Memberikan PKB ke Muhaimin, ke anak-anaknya, atau keluarga lainnya. Namun, jalan pintas tersebut tidak diambil. Justru, lorong labirin. Yang melaluinya kadang tersesat, kadang jalan buntu, dan berputar-putar. Muaranya mampu menuju titik resiliensi keluarganya. Menjadi pemimpin besar juga.

Gus Dur adalah The Great Man. Rasanya, Gus Dur pun ingin menularkan nilai-nilai sebagai manusia hebat itu. Termasuk kepada Muhaimin. Dan, rasanya juga sedikit atau banyak Muhaimin telah mewarsisi itu.

Bagaimana bisa tahu? August Turak memberikan sejumlah karakter atau indikator sosok the great man itu. Pertama, panggilan. Pemimpin besar semuanya merasa “dipanggil” oleh sesuatu yang jauh di dalam diri mereka, yang mendesak mereka untuk mengambil risiko di saat kebanyakan orang menghindari.

Kedua, self confidence. Setiap pemimpin besar, percaya diri untuk “membuat perbedaan”. Selama apa yang dibela dan disuarakan adalah sebuah tata nilai, kalaupun harus berjuang sendirian pun tidak gentar.

Baca juga:  Kembali Kampanye di Banyuwangi, Cak Imin Janjikan Soal Pupuk Mudah

Ketiga, superstition. Sesuatu yang terkadang tidak masuk.akal. Orang awam tidak mampu menjangkaunya. Bahkan, terkadang orang menilai mengada-ada. Bahwa, itulah takdir untuk sebuah kesuksesan. Kepercayaan itu pada gilirannya memberikan ’’skill” luar biasa untuk menangkal kebisingan lingkungan, pakar, dan “pakar” yang mungkin berpendapat sebaliknya atau tidak sependapat.

Keempat, chellenge. Setiap pemimpin besar mencari tantangan. The great man seringkali tampak menyimpang, sepintas menyulitkan diri mereka sendiri dengan menumpuk hambatan daripada berupaya menghindarinya.

Kelima, persistence. Setiap pemimpin besar memiliki penghormatan atas keajaiban kerja keras dan tekad. Kegigihan. Pemimpin besar bukan hanya tidak tahu kapan waktunya untuk berhenti, tetapi mereka sama sekali tidak tahu bagaimana caranya berhenti.

Keenam, action bias. Pemimpin besar bertindak agresif. Kebanyakan orang menunggu, menunggu, dan menunggu, the great man tidak bergantung pada keraguan. Action bias berkecenderungan untuk bertindak atau memutuskan tanpa analisis biasa atau informasi yang cukup: Lakukan saja dan merenungkan nanti.

Ketujuh, optimisme. Pemimpin besar selalu optimistis. Mereka terus-menerus berpikir tentang apa yang bisa dilakukan agar orang-orang menjadi lebih baik, apakah itu secara individu atau sebagai sebuah kelompok masyarakat/umat.

Delapan, faith. Semua ciri atau indikator di atas mungkin termasuk dalam satu istilah, yaitu iman. Pemimpin besar semua percaya, benar atau salah, bahwa melalui usaha mereka sendiri dan pengikutnya percaya, semua hal dalam hidup dapat tercapai dan hampir semua tantangan dapat diatasi karena ada iman.

Baca juga:  Terjun ke Dunia Politik, Giring 'Nidji' Syukuran di Rumahnya

Jika kita berfikir jernih dan menerima seperti ajaran Ki Ageng Kebo Kenongo, ayah Joko Tingkir, yang juga bernasab dengan Gus Dur, Muhaimin telah memiliki the great man tersebut. Maka, beruntung PKB memiliki tokoh seperti Muhaimin. Tidak hanya memang bernasab biru, alumnus kampus ternama UGM, lebih dari itu mewarisi nilai the great man dari Gus Dur tersebut. Bukan seperti anak-anak tokoh sebelah itu.

PKB terbukti tangguh di bawah Muhaimin. Bukan hanya kuantitas, tapi juga kualitas berbangsa. Menjadi partai berideologi religius terbesar. Sukses menarik mereka yang berideologi kiri ke tengah. Dan, kini tengah berikhtiar untuk menarik umat poros kanan, ke tengah. Mempraktikkan tawasuth dalam frame PBNU (Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, UUD 1945).

Nah, ketika ke depan beberapa parpol lain kesulitan dalam mentransformasi kepimpimpinan, PKB yang dilahirkan NU sudah relatif tenang, sambil ’’ngudut’’ di bawah kaki langit dan menggelar sajadah di atas bumi, yang tetap terikat tali Islam Ahlusunnah wal jamaah. Wallahu A’lam. (Penulis adalah Aktivis Muda NU Jawa Timur/kb01)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News


No More Posts Available.

No more pages to load.