KabarBaik.co – Ada suasana berbeda di halte-halte Trans Jatim pada Rabu (22/10). Penumpang tampak antusias menaiki bus berwarna biru khas itu tanpa perlu merogoh kocek sepeser pun.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur resmi menggratiskan tarif Trans Jatim selama sehari penuh, sebagai bentuk apresiasi Gubernur Khofifah Indar Parawansa kepada masyarakat dalam memperingati Hari Santri Nasional 2025.
Namun, di balik kebijakan populis ini, tersimpan pesan yang lebih dalam: mengajak masyarakat beralih ke transportasi publik yang aman, nyaman, dan ramah lingkungan.
Gubernur Khofifah menegaskan, transportasi publik bukan sekadar sarana mobilitas, tetapi juga cerminan kemajuan dan keadilan sosial di suatu daerah.
“Momentum Hari Santri kami maknai sebagai refleksi pengabdian, keikhlasan, dan gotong royong. Dengan tarif gratis Trans Jatim, kami ingin memberi apresiasi sekaligus mengajak masyarakat beralih ke moda transportasi ramah lingkungan,” ujarnya.
Ia menambahkan, transportasi massal adalah hak seluruh warga negara dan pemerintah wajib menyediakannya sebagai bagian dari pelayanan dasar.
“Transportasi massal bukan hanya soal kendaraan dan rute, tetapi juga membangun kebiasaan baru: berpindah bersama dan menjaga bumi,” tegasnya.
Kebijakan tarif gratis ini juga membawa misi edukatif. Masyarakat diajak merasakan langsung kenyamanan Trans Jatim sebagai alternatif kendaraan pribadi.
“Kami ingin masyarakat merasakan layanan Trans Jatim yang nyaman dan modern. Dari situ tumbuh kesadaran bahwa transportasi publik adalah masa depan mobilitas kota,” jelas Khofifah.
Langkah ini juga sejalan dengan upaya nasional menekan kemacetan dan emisi karbon. “Semakin banyak yang naik transportasi umum, semakin sedikit emisi karbon dan polusi udara. Ini kontribusi nyata Jawa Timur untuk lingkungan,” tambahnya.
Program tarif gratis menjadi momentum bagi warga untuk lebih mengenal layanan Trans Jatim yang terus berkembang.
Pemprov Jatim berkomitmen memperluas koridor, menambah armada, dan meningkatkan fasilitas halte serta sistem digital agar layanan semakin mudah diakses dan efisien.
Kebijakan ini, kata Khofifah, juga sejalan dengan filosofi JATIM BISA — Berdaya, Inklusif, Sinergis, dan Adaptif.
“Berdaya karena masyarakat punya akses transportasi layak. Inklusif karena semua kalangan bisa menikmati. Sinergis karena hasil kolaborasi lintas sektor. Adaptif karena terus berinovasi menghadapi tantangan masa depan,” ujarnya.
Selain itu, nilai-nilai santri seperti kesederhanaan, kemandirian, dan tanggung jawab sosial menjadi inspirasi kebijakan publik ini.
“Santri mengajarkan kesederhanaan dan kepedulian lingkungan. Saat naik Trans Jatim, kita ikut menghemat energi dan mengurangi polusi,” imbuhnya.
Khofifah berharap, semangat Hari Santri menjadi momentum perubahan perilaku masyarakat dalam memilih transportasi.
“Semangat santri bukan hanya milik pesantren, tapi seluruh warga Jawa Timur. Naik Trans Jatim di Hari Santri adalah langkah kecil menuju perubahan besar — menuju Jawa Timur yang tangguh, hijau, dan berkelanjutan,” pungkasnya.