Handem, Inovasi Deteksi Dini Hipertensi Karya Tim Dosen Unesa

oleh -253 Dilihat
WhatsApp Image 2025 04 13 at 11.05.47
Dosen UNESA yang sekaligus Ketua Tim perancang Hand-Held Dynamometer (Handem), Muchamad Arif Al Ardha (kemeja putih). (Foto: Dani)

KabarBaik.co – Hipertensi atau tekanan darah tinggi menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia. Menurut data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 yang dirilis Kementerian Kesehatan (Kemenkes), hipertensi merupakan faktor risiko utama penyebab kematian di Indonesia, dengan persentase 10,2 persen.

Sayangnya banyak penderita hipertensi tidak menyadari kondisinya, terutama jenis hipertensi esensial yang mendominasi hingga 90-95 persen kasus. Melihat ancaman tersebut, tim dosen Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang terdiri dari Muchamad Arif Al Ardha, Dzulkiflih, dan Wahyu Dwi Kurniawan menciptakan inovasi bernama Hand-Held Dynamometer (Handem).

Alat ini tidak hanya berfungsi sebagai pengukur kekuatan otot manusia, tetapi juga mampu mendeteksi dini gangguan kesehatan seperti hipertensi dan stroke. “Alat ini kami kembangkan sebagai solusi alternatif deteksi dini sekaligus rehabilitasi hipertensi,” ujar Ardha, ketua Tim Peneliti Handem, Minggu (13/4).

Ardha menjelaskan bahwa kekuatan otot memiliki korelasi erat dengan tekanan darah. Ketidakseimbangan kekuatan otot sering menjadi indikator adanya gangguan pada sistem kardiovaskular. Handem memanfaatkan prinsip kinetika gerak untuk mengukur gaya otot, yang dapat digunakan secara praktis di berbagai lokasi tanpa harus ke laboratorium.

“Handem bisa digunakan di rumah, sekolah, bahkan di lapangan. Bentuknya ringkas dan mudah dibawa. Kami ingin alat ini mendekatkan layanan kesehatan ke masyarakat,” jelas Ardha yang juga dosen Biomekanika Olahraga di Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan (FIKK) Unesa.

Proses pengembangan Handem tidak instan. Dalam riset bertajuk “Hand-Held Dynamometer sebagai Solusi untuk Alat Kesehatan Hingga Membantu Mencegah dan Rehabilitasi Hipertensi,” proyek ini melibatkan kolaborasi strategis antara tim Unesa dan mitra industri Cahaya Berkah Gusti melalui skema Kedaireka. Pengembangan memakan waktu dua tahun, mulai dari pembuatan prototipe hingga pengujian di Surabaya dan Sidoarjo.

“Prototipe selesai dalam satu tahun. Pengembangan dan validasi membutuhkan waktu setahun lagi. Uji coba dilakukan di berbagai bidang, termasuk kesehatan, olahraga prestasi, dan pendidikan,” ungkap Ardha.

Inovasi ini telah dikenalkan melalui berbagai pameran, termasuk di ajang International Conference on Physical Education di Malaysia pada 2024, di mana Handem mendapat apresiasi dari ASEAN Council of Physical Education and Sport.

Namun, perjalanan Handem belum selesai. Tim peneliti berencana memproduksi alat ini secara massal untuk skala nasional dan internasional. Sayangnya, keterbatasan dana menjadi tantangan utama dalam proses produksi dan pemasaran.

“Saya berharap alat ini mendapat dukungan lebih luas, tidak hanya dari Unesa tetapi juga dari mitra lain. Kami ingin Handem menjadi solusi dalam berbagai bidang, khususnya kesehatan, olahraga prestasi, dan pendidikan,” pungkas Ardha.

Handem menjadi bukti bahwa inovasi lokal memiliki potensi besar untuk memberikan dampak global. Dengan dukungan yang tepat, alat ini dapat menjadi garda depan dalam pencegahan dan penanganan hipertensi di masa depan. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Dani
Editor: Hairul Faisal


No More Posts Available.

No more pages to load.