Idul Adha, Julian Nagelsmann, dan Kans Jerman Juara

Editor: Hardy
oleh -294 Dilihat

OLEH: M. SHOLAHUDDIN*) 

MATA bola dunia tengah tertuju ke Jerman.  Anda sudah tahu, sedang tergelar Piala Eropa 2024. Negara-negara kiblat sepak bola berebut takhta. Sampai sebulan ke depan. Sehari 2-3 kali. Lumayan, alternatif mengusir kesuntukan.  Termasuk di tengah kurs rupiah, yang belakangan merangkak ke angka Rp 17.000 per dolar.

Tidak hanya melihat tim yang berlaga. Tim yang didukungnya atau unggulannya. Namun, juga melihat perubahan-perubahan dan aktor-aktor di balik panggung germerlapnya.  Meminjam “mazhab” dramaturgi, selalu ada orang penting di belakang, di balik setiap pertunjukan. Di pentas apapun.  Pun juga politik.

Saya, mohon maaf, sudah pasti Jerman. Menjagokannya. Sejak dulu. Menang atau kalah. Juara atau tidak. Tapi, kali ini rasa-rasanya juara. Baunya semerbak. Sesemerbak bau sate kambing. Ini tidak ada kaitan dengan nasionalisme. Hanya, menikmati sebuah tontonan mesti ada greget. Sinyal. Jadi, menyaksikan pun tidak garing.

Dan, kini Jerman ada Julian Nagelsmann. la lahir dari kota kecil. Berpenduduk tidak lebih 30 ribu jiwa. Mungkin cuma satu kecamatan kecil di Indonesia. Namanya, Landberg am Lech. 65 kilometer dari Kota Munich, Jerman. Kira-kira dari Surabaya ke makam Sunan Drajat, Lamongan.

Tempat lahir Nagelsmann kecil. Tapi, menyimpan peradaban dan sejarah besar. Anda sudah pasti tahu nama Adolf Hitler. Tokoh Nazi yang legendaris itu. Yang menghabisi ribuan nyawa itu.

Nah, di Landberg, Hitler mengembuskan nyawa. Kala menghuni  kamar tahanan bernomor 7. Nomor punggung yang sering disukai pemain jempolan dunia. Kalau disuruh menyebutkan contohnya, Anda pasti hafal. Ada David Beckham, Luis Figo, ….

Baca juga:  Ketika Warga Korban Lapindo Merayakan Idul Kurban

Kabarnya, eks ruang tahanan bernomor 7 itu menjadi cagar budaya. Dulu, loyalis Hitler banyak yang datang ke penjara itu. “Berziarah.”

Di Landberg, juga terlahir peraih Nobel, klub sepak bola top, dan sejumlah ilmuwan. Saya pernah memimpikan untuk bisa ke daerah ini. Dulu kala remaja, saat masa emas B.J Habibie, yang otak Jerman, tapi hati tetap Alquran dan Indonesia itu.

Usia Nagelsmann belum genap 40 tahun. Baru 37 tahun. Tidak berselisih jauh dengan umur Gibran Rakabuming Raka. Tapi, Nagelsman sudah dipercaya menjadi pelatih tim negara besar. Langganan juara Piala Dunia. Lima kali. Satu kali, mungkin pada 2026 nanti. Rekor. Sebelumnya, ia juga menjadi pelatih kepala klub papan atas: Bayern Munchen.

Di dunia kepelatihan bola, usia tidak masalah. Asal mampu. Beda dengan di pilpres atau pilkada. Karena itu, tak perlu meminta putusan Mahkamah.

Di laga pembuka Piala Eropa 2024 antara Jerman vs Skotlandia, Sabtu (15/6) lalu, sesekali saya mengamatinya. Gerak-geriknya. Gayanya. Gesturnya. Apakah ada kesamaan dengan Shin Tae-yong. Atau lebih mirip Fahri Khusaini. Ternyata, ada kesamaan dengan keduanya. Sepanjang pertandingan, tidak pernah duduk. Ha…ha….

Nagelsmann anak seorang intel.. Namun, awalnya dia tidak tahu. Ia hanya tahu, betapa bapaknya begitu mencintainya. Mendidiknya dengan penuh kesabaran. Termasuk mengantarkan latihan sepak bola sejak kecil. Nagelsmann baru paham bahwa bapaknya intel., saat usianya remaja.

Baca juga:  Jelang Idul Adha, DKPP Kota Kediri Pantau Lapak Penjual Hewan Kurban

Sayangnya, kebersamaan mereka tidak lama. Si bapak harus mengakhiri hidup. Suicide. Umur Nagelsmann 20 tahun. Ia pun tidak tahu apa penyebab pastinya. Yang jelas, bunuh diri terjadi selalu karena tekanan. Entah internal atau eksternal. Karena itu, jangan lupa bahagia.

Nagelsmann menikahi teman sekolahnya. Dari pernikahan itu, lahir dua anak. Lagi-lagi perjalanan hidupnya tidak baik-baik saja. Bercerai. Setelah 15 tahun bersama.  Namun, trisno jalaran soko kulino. Demikian juga Nagelsmann. Dia kecantol seorang reporter olahraga. Yang hari-harinya meliput tim Munchen, ketika Nagelsmann melatih klub langganan juara Bundesliga dan Piala Champions itu.

Di laga perdana Piala Eropa 2024, timnas Jerman tampil trengginas. Anda sudah tahu, Skotlandia dicukur Jerman dengan skor 5-1. Rangking FIFA Skotlandia ada di posisi 39. Jerman 16. Tidak jauh dengan rangking Indonesia. Hanya sepelemparan lembing. Jaraknya tidak sampai 100.

Dalam beberapa tahun terakhir, timnas Jerman memang juga terbilang senasib dengan perjalanan hidup Nagelsmann. Penuh warna. Sejak juara di Piala Dunia 2014, performa der Panser buruk. Bahagia-susah. Naik-turun. Gonta-ganti pelatih.

Akhirnya, setahun lalu federasi sepak bola Jerman menunjuk Nagelsmann. Di tengah begitu banyak veteran. Keputusan out of the box. Berani. Mengambil pelatih usia muda. Bahkan, lebih muda dari pemain seniornya, Thomas Muller. Timnas negara besar, ambil keputusan besar, pertaruhan besar.

Baca juga:  Italia vs Albania: Upaya Juara Bertahan Napak Tilas Kesuksesan Piala Eropa 2020

Tapi, bukan seperti pertaruhan di judi online itu. Lalu, karena itu keluarganya diusulkan dapat bansos.

Skuad pemain Jerman di Piala Eropa 2024, memang tidak jauh beda dengan sebelumnya. Tapi, pasti ada spirit dan nilai yang berbeda di bawah Nagelsmann. Saya bukan pengagum sosok Nagelsmann.  Hanya, percaya dengan slogan: Setiap masa ada orangnya, setiap orang ada masanya.

Nah, seperti apa aksi Nagelsmann dan wajah timnas Jerman kini? Anda lihat saja terus pertandingan Piala Eropa 2024 sampai sebulan ke depan. Sambil berdoa, timnas Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026. Mewakili Asia, bersama Jepang, Korsel, Iran, dan Qatar. Lalu, berkesempatan bertemu dengan raksasa-raksasa sepak bola dunia. Termasuk Jerman. Mimpi? Nggak. Asal, konsisten menanamkan nilai Idul Kurban. Ada cinta, keikhlasan, dan pengorbanan.

Tak semua sate sapi atau kambing yang lezat kita santap itu, mudah saat disembelih. Selalu nurut. Terkadang, ada yang mberot. Mengamuk. Mancal-mancal. Biasa ada masa-masa susah, dalam setiap penggal bahagia. Pun begitu dengan Nagelsmann, timnas Indonesia, dan hidup kita.

Selamat menantikan selebrasi Jerman juara Piala Eropa 2024! Kalaupun tidak, mungkin di Piala Dunia 2026 nanti. Ha…ha… Gitu saja kok repot. (*)

*) M. SHOLAHUDDIN,  penulis tinggal di Kampung Suci Gresik

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News


No More Posts Available.

No more pages to load.