Ingin Bicara dengan Orang Tercinta yang Telah Tiada? Kecerdasan Buatan Ini Bisa Membantu Anda

oleh -694 Dilihat
Ilustrasi percakapan dengan aplikasi kecerdasan buatan

KABARBAIK.CO – Kematian adalah bagian tak terelakkan dari kehidupan. Namun, kehilangan orang yang dicintai bisa menjadi pengalaman yang sangat sulit. Bagi banyak orang, kehilangan orang yang dicintai berarti kehilangan bagian dari diri mereka sendiri.

Di tengah kesedihan dan kerinduan, muncul teknologi yang bisa membantu orang-orang untuk tetap terhubung dengan orang yang telah meninggal. Teknologi ini menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk menciptakan pengalaman seolah-olah orang yang telah meninggal masih hidup.

Salah satu contoh teknologi tersebut adalah aplikasi HereAfter AI. Aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk merekam suara dan video seseorang yang menceritakan pengalaman hidupnya. Rekaman tersebut kemudian diolah menjadi video interaktif yang menampilkan orang tadi tampak melakukan kontak mata, bernapas, dan berkedip, seperti melakukan panggilan video secara langsung.

Baca juga:  Keunggulan JDIH Pemkab Gresik, Pertama di Indonesia Terapkan Teknologi Artificial Intelligence

Stephenie Lucas Oney, seorang dokter endokrinologi, menggunakan aplikasi HereAfter AI untuk berbicara dengan mendiang ayahnya, William Lucas. William meninggal pada Mei 2022.

“Saya merasa sangat beruntung bisa memiliki aplikasi ini,” kata Stephenie. “Saya merasa seperti bisa berbicara dengan ayah saya lagi.”

Stephenie menggunakan aplikasi HereAfter AI untuk meminta nasihat dan bercerita tentang kehidupannya. Dia juga menggunakan aplikasi ini untuk mengenalkan keempat anak dan delapan cucunya kepada kakek mereka.

Baca juga:  Keunggulan JDIH Pemkab Gresik, Pertama di Indonesia Terapkan Teknologi Artificial Intelligence

Selain HereAfter AI, ada juga aplikasi StoryFile yang memberikan layanan serupa. Kedua aplikasi ini bekerja dengan cara yang kurang lebih mirip.

Meski teknologi ini bisa menjadi sumber kenyamanan bagi orang-orang yang kehilangan, ada juga potensi risiko yang perlu dipertimbangkan. Salah satu risikonya adalah munculnya harapan palsu. Orang-orang yang menggunakan teknologi ini mungkin berharap bisa berbicara dengan orang yang telah meninggal secara nyata. Namun, hal ini tentu saja tidak mungkin.

Risiko lain adalah masalah etika. Beberapa orang mungkin merasa tidak nyaman dengan gagasan menyebarkan informasi tentang orang yang telah meninggal. Selain itu, ada juga risiko penyalahgunaan teknologi ini, misalnya untuk membuat konten palsu yang digunakan untuk menipu orang lain.

Baca juga:  Keunggulan JDIH Pemkab Gresik, Pertama di Indonesia Terapkan Teknologi Artificial Intelligence

Secara keseluruhan, teknologi ini masih dalam tahap awal pengembangan. Masih banyak hal yang perlu dipelajari tentang potensi manfaat dan risikonya. Namun, teknologi ini bisa menjadi pilihan bagi orang-orang yang ingin tetap terhubung dengan orang yang telah meninggal.(*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News


No More Posts Available.

No more pages to load.