KabarBaik.co – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi mendapat dukungan dari
Fishbank Indonesia bersama Sinergi Foundation untuk menjaga ekosistem bahari di wilayah setempat.
Program tersebut digelar di di Pantai Patoman, Kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi. Mengangkat tema Nelayan Mapan dan Berdaya, Menjaga Laut, Menjaga Masa Depan kehadiran Fish Bank diharapkan dapat meningkatkan produksi ikan dan mampu memberi kesejahteraan bagi nelayan setempat.
Fish bank adalah rumah buatan bagi ikan yang berfungsi seperti terumbu karang untuk tempat berkumpul dan berkembangbiaknya ikan.
Fish Bank, disebut bisa meningkatkan produksi beberapa jenis ikan bernilai ekspor. Seperti ikan kerapu, kakap merah, hingga giant trevally (ikan kuwe) di Banyuwangi, Jawa Timur melonjak berkat terobosan “fish bank”.
“Kenaikannya bisa dua hingga tiga kali lipat,” kata Kepala Dinas Perikanan Banyuwangi, Suryono Bintang Samudra, Selasa (16/9).
Diurai Suryono, harga ikan kerapu dan kakap merah di atas Rp 50.000 per kilogram, sedangkan ikan kuwe berkisar Rp 30.000 kilogram untuk ukuran besar di atas satu kilogram, dan Rp 40.000 untuk ukuran kecil.
“Itu ikan-ikan karang. Kalau tidak ada fish bank bamboo itu, biasanya ikan pelagis kecil yang tertangkap dan nilai ekonominya rendah,” jelas Suryono.
Program ini terlaksana berkat dukungan penuh dari PT. Henan Asser Management.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani bahkan turut mengapresiasi terobosan tersebut. Dengan teknologi sederhana namun penuh makna, Fishbank memberi fungsi ekologi, sosial, ekonomi, dan pariwisata.
Founder Sinergi Foundation sekaligus pencetus Fish Bank Indonesia Eri Sudewo mengatakan, penenggelaman Fish Bank di Desa Patoman merupakan bagian dari kolaborasi pihaknya dengan nelayan Banyuwangi yang telah dilakukan sejak tahun 2020 lalu.
“Saat 5-6 tahun lalu saya ke Banyuwangi, ternyata fish bank sudah dikerjakan oleh pemerintah daerah di Pantai Bangsring (Desa Bagsring). Sehingga kami optimis ini juga akan sukses dijalankan di tempat lainnya di Banyuwangi,” kata Eri.
Awalnya, kata Eri, program fish bank dilaksanakan di pantai Desa Bomo dan Desa Badean. Ternyata berhasil dan juga meningkatkan kesejahteraan nelayan. Bahkan kini Desa Bomo juga berkembang menjadi desa wisata.
“Ke depan kami juga akan menjadikan Banyuwangi sebagai Fish Bank Centre di Indonesia dengan pemasangan fish bank sepanjang 100 kilometer di sepanjang pesisirnya,” imbuh Eri.
Dalam kesempatan resebut, Yuyu Wahyudin sebagai Direktur Pelaksana Fish Bank Indonesia mengatakan kunci dari suksesnya program ini adalah pendampingan. Tanpa adanya pendampngan, sulit untuk menciptakan program pembedayaan yang berkelanjuta.
“Harus ada yang terus menjaga semangat masyarakat karena program ini diharapkan menghasilkan manfaat jangka panjang. Kita semua sebagai lembaga filantropi harus mengerti, bahwa bentuk bantuan yang paling berharga adalah kehadiran, hadir di tengah masyarakat,” ujarnya.
Program Fishbank Indonesia hadir di Desa Patoman ini melanjutkan keberhasilan di Pantai Bomo dengan fokus pada budidaya laut, restorasi terumbu karang, dan ketahanan pangan berbasis hasil laut.
Salah satu prgram yang dilakukan adalah membangun lebih dari 50 modul Fish Bank, rumah ikan buatan dan transplantasi terumbu karang yang merupakan hasil inovasi dari nelayan di Pantai Bomo yang menjafi salah satu wilayah binaan Fiah Bank Indonesia.