ISNU Jatim Gelar Pengajian Strategis untuk Memperkuat Ekosistem Industri Halal

oleh -259 Dilihat
ISNU JATIM
Plt Ketua PW ISNU Jatim Prof Dr KH Afif Hasbullah, dan jajarannya, bersama Ketua PWNU Jatim KH Kikin Abdul Hakim Mahfudz.

KabarBaik,co- Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jatim bakal mengelar kegiatan menarik. Yakni, Pengajian Strategis: Penguatan Ekosistem Industri Halal Nasional dan Regional. Kegiatan itu dilaksanakan pada Minggu (27/4, pukul 08.00 WIB, di Gedung Utama PWNU Jatim. Hadir sebagai pembicara antara lain Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Haikal Hasan, Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza, Dirut Bank Jatim Busrul Iman, dan sejumlah pembicara lainnya.

Dalam forum tersebut akan dibedah sejumlah permasalahan. Mulai arah kebijakan nasional tentang industri halal hingga mengidentifikasi strategi pembangunan industri halal di daerah, khususnya di Jatim. Kegiatan ini sekaligus membangun sinergisitas antara pemerintah pusat, daerah, perbankan, dan pelaku industri dalam pengembangan industri halal. ’’Juga, menyusun rekomendasi strategis untuk mempercepat pertumbuhan industri halal nasional dan regional,” kata Plt Ketua PW ISNU Jatim Prof Dr KH Afif Hasbullah, dalam keterangan pers Jumat (25/4).

Dia menegaskan, Jatim memiliki potensi besar dalam produksi bahan baku halal, seperti produk pertanian, perikanan, dan peternakan. Visi Jatim untuk menjadi “Gerbang Nusantara Baru” semakin memperkuat urgensitas pengembangan industri halal di provinsi ini. Sebagai salah satu pusat perdagangan dan ekonomi utama di Indonesia bagian timur, Jatim memiliki infrastruktur dan konektivitas yang mendukung pertumbuhan industri halal yang berorientasi ekspor.

“Alhamdulillah, KH Kikin Abdul Hakim (Ketua PWNU Jatim) telah menyatakan dukungannya atas program-program ISNU Jatim. Semua ini sebagai ikhtiar ISNU, sebagai badan otonom NU dalam mengabdikan diri di tengah-tengah masyarakat, serta membuktikan kehadiran NU,” tutur Kiai Afif, yang bertugas melanjutkan program-program yang digariskan Prof HM Mas’ud Said, yang kini Wakil Ketua Umum PP ISNU.

 Forum Strategis Gerbang Nusantara

 Pada bagian lain, Ketua Panitia Kajian Strategis ISNU Jatim Prof Dr Zumrotul Mukaffa mengingatkan, Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia ini memiliki potensi pasar industri halal yang sangat besar. “Forum ini diharapkan dapat menjembatani pemahaman keagamaan yang mendalam dengan pengembangan industri halal yang berdaya saing, melalui dialog konstruktif dengan para pemangku kebijakan, pelaku usaha, dan pakar di bidang terkait,” ujar Staf Ahli Wakil Presiden RI periode 2019-2024 KH Ma’ruf Amin itu.

Menurut dia, kegiatan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran yang signifikan dalam mewujudkan visi Jatim sebagai pusat industri halal yang berkontribusi pada kemajuan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Berdasarkan data dari State of the Global Islamic Economy (SGIE) Report 2023/2024 yang dirilis Dinar Standard dan Salaam Gateway, pengeluaran konsumen muslim global di berbagai sektor halal mencapai USD 2,29 triliun pada tahun 2022 dan diproyeksikan terus meningkat. “Sektor-sektor utama yang berkontribusi meliputi makanan dan minuman halal, fashion muslim, media dan rekreasi halal, farmasi halal, kosmetik halal, serta keuangan syariah,” kata guru besar Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya itu.

Di tingkat nasional, Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa ekonomi dan keuangan syariah Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan yang positif. Pada tahun 2023, dari perkiraan BI, aset keuangan syariah Indonesia tumbuh sebesar 15-17 persen, melampaui pertumbuhan aset keuangan konvensional. Hal ini mengindikasikan terjadi peningkatan kesadaran dan preferensi masyarakat terhadap produk dan layanan halal.

Jatim dengan populasi muslim yang signifikan dan sumber daya alam yang melimpah, memiliki posisi strategis dalam pengembangan industri halal nasional. Data dari BPS Jatim menunjukkan, mayoritas penduduk Jatim adalah muslim yang menciptakan pasar domestik yang kuat untuk produk dan layanan halal.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dalam berbagai kesempatan telah menegaskan komitmen pemerintah provinsi untuk menjadikan Jatim sebagai pusat industri halal yang berdaya saing global. Salah satu langkah strategis yang telah dicanangkan adalah pengembangan kawasan industri halal terintegrasi dan peningkatan kapasitas pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sektor halal.

Namun demikian, pengembangan industri halal di Indonesia, termasuk di Jatim masih menghadapi berbagai tantangan. Di antaranya, tingkat literasi dan kesadaran masyarakat mengenai produk halal yang perlu ditingkatkan, kebutuhan akan standardisasi dan sertifikasi halal yang efisien dan terjangkau, serta akses permodalan yang memadai bagi pelaku usaha halal, terutama UMKM.

Selain itu, integrasi antara sektor industri halal dengan sektor pariwisata halal juga perlu dioptimalkan untuk menarik wisatawan muslim domestik dan mancanegara.

Dalam konteks kajian keislaman, isu-isu kontemporer tentang halal tidak hanya terbatas pada aspek fikih makanan dan minuman saja. Namun, juga merambah ke sektor-sektor lain seperti keuangan syariah, etika bisnis Islam, dan gaya hidup halal (halal lifestyle). Diskursus mengenai interpretasi konsep halal yang relevan dengan perkembangan teknologi dan globalisasi menjadi penting untuk memberikan panduan yang komprehensif bagi umat Islam dalam berbagai aspek kehidupan.

Menyadari urgensi dan potensi strategis itulah, PW ISNU Jatim turut terpanggil untuk menyelenggarakan pengajian strategis tersebut. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini



No More Posts Available.

No more pages to load.