Jaga Api Seni Tari, Banyuwangi Kembali Gelar Festival Sulur Kembang

oleh -445 Dilihat
Gandrung
Sejumlah penari tampil diacara Festival Sulur Kembang yang digelar di Gesibu Blambangan, Jumat (1/3/2024) malam.

kabarbaik.co – Festival Sulur Kembang kembali hadir meriah di Kabupaten Banyuwangi. Digelar di Gesibu Blambangan, Jumat (1/3/2024) malam, festival ini menampilkan puluhan penari lintas generasi Bumi Blambangan.

Festival ini merupakan pagelaran tari lintas generasi mengenang sosok Sumitro Hadi. Oleh karenanya festival ini menampilkan sejumlah karya dan kreasi sosok Sumitro Hadi.

Sumitro Hadi adalah seniman asal Banyuwangi yang telah wafat pada akhir 2020 lalu. Meski telah tiada, nama dan karyanya tetap wangi seharum nama Banyuwangi.

Semasa hidupnya Sumitro Hadi telah melahirkan 130 karya baik itu tarian maupun gendhing/lagu. Ia juga dikenal sebagai koreografer dan pimpinan Sanggar Tari Jingga Putih, di Kecamatan Rogojampi.

Dirinya juga merupakan salah satu pemikir dalam pementasan Festival Gandrung Sewu. Sebuah festival tari dan drama kolosal yang kini masuk dalam Kharisma Event Nusantara (KEN).

Dirinya juga dikenal sebagai maestro Gandrung, sebab tiga karya tariannya, Jejer Gandrung, Jejer Jaran Dawuk dan pertunjukan gandrungan telah didaftarkan di departemen hukum dan hak asasi manusia pada 2004 dan berhasil mendapatkan sertifikat HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual).
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani melalui Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Dwi Yanto mengatakan Sulur Kembang juga terinspirasi dari sosok Sumitro Hadi. Sulur Kembang diartikan sebagai “Bunga yang Menjalar”.

Dalam arti yang lebih dalam, Sulur Kembang adalah gambaran diri Sumitro Hadi yang secara konsisten meregenariskan ilmu tarinya dari generasi ke generasi.

“Ini adalah gambaran bahwa karya seniman legendaris Sumitro Hadi terus merambar. Bertumbuhnya sanggar-sanggar adalah simbol bahwa seni di Banyuwangi terus menyulur dari generasi ke generasi,” kata Dwi.

Dwi pun memiliki harapan besar agar seni di Banyuwangi terus bertumbuh, berkembang dan melestari. Bagi dia, seni merupakan ruh dan kekayaan Banyuwangi yang patut dijaga dan dibanggakan.

“Kenapa Banyuwangi itu bisa sehebat ini dalam kesenian budayanya karena masing-masing kepedulian dari pelaku seni dan budaya dalam menyulurkan budayanya. Terima kasih tepuk tangan dan apresiasi untuk para pelaku seni Banyuwangi,” pintanya.

Sementara, Ketua Dewan Kesenian Blambangan (DKB) Hasan Basri menambahkan tari bukan hanya sebuah tubuh yang bergerak semata.

Lebih dari itu, menurutnya tari adalah sarana yang efektif untuk membangun kepribadian dan karakter pada setiap anak yang menjalankannya.

“Menari juga membangun karakter maka saya yakin tadi anak-anak yang menari, juga menyadari dan memahami pula makna filosofi nilai-nilai baik dari setiap tari yang dijalankan,” kata dia.(ikhwan)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini



No More Posts Available.

No more pages to load.