KabarBaik.co – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpus) Jawa Timur membuatkan kotak penyimpanan khusus untuk 170 naskah kuno milik Pondok Pesantren Qomaruddin di Desa Bungah, Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik. Program ini menjadi salah satu upaya konkret pelestarian manuskrip bersejarah yang tersebar di berbagai daerah di Jawa Timur.
“Program ini bagian dari pelestarian manuskrip milik masyarakat, selain digitalisasi, pendaftaran, dan konservasi-preservasi,” kata Wahyu Dian Pramana, pustakawan Disperpus Jatim saat dihubungi, Senin (9/6).
Dari 170 naskah kuno yang berhasil diinventarisasi, sebanyak 158 kotak khusus akan dibuat. “Ada naskah yang berbentuk fragmen, jadi ada yang digabungkan,” ujar Wahyu.
Kotak penyimpanan atau portepel tersebut bukan sekadar tempat menaruh naskah, tetapi dirancang secara presisi untuk tiap manuskrip.
Fungsinya, menurut Wahyu, sebagai perlindungan awal agar naskah tidak bersentuhan langsung dengan tangan dan tidak terhimpit naskah lain. Mengingat usia yang sudah tua dan kondisi kertas yang rentan lapuk, bahan pembuatan kotak pun dipastikan bebas asam.
“Kalau kotak buku biasa, ukurannya seragam dan dibuat secara pabrikasi. Tapi untuk pelestarian naskah, tiap kotak dibuat sesuai ukuran naskahnya, agar perlindungannya maksimal,” jelasnya.
Pengerjaan kotak pelindung ini ditargetkan selesai dalam waktu tiga bulan. Setiap kotak akan menggunakan bahan berkualitas seperti karton board bebas asam dan linen, mengikuti standar konservasi manuskrip. Saat ini Disperpus Jatim sudah melakukan pengukuran naskah kuno dari ponpes Qomaruddin.
Pondok Pesantren Qomaruddin, yang salah satunya diasuh oleh Aminatun Habibah – putri pengasuh pesantren sekaligus Dewan Pembina Yayasan Pendidikan Pesantren (YPP) Qomaruddin, menyimpan naskah-naskah kuno yang ditulis para ulama terdahulu.
Sejumlah manuskrip yang telah bertahan ratusan tahun ini tersimpan rapi di lingkungan pesantren dan menjadi jejak penting intelektual Islam di Jawa Timur.
Langkah pelestarian ini diharapkan tak hanya melindungi fisik naskah, tetapi juga menjadi awal dari upaya menghidupkan kembali khazanah pemikiran ulama Nusantara, khususnya di Jawa Timur.(*)