Jejak Leluhur di Hutan Tiga Desa, Kisah Mistis Punden Eyang Jladri Kabuh Jombang

oleh -733 Dilihat
d23818fb 3f20 487e 9813 635a947833c6
Jamilun penjaga kearifan lokal setempat. (Foto: Teguh)

KabarBaik.co – Di jantung Hutan Tiga Desa yang lebat, tepatnya di Dusun Bedander, Desa Sumbergondang, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang, bersemayam sebuah punden yang menyimpan cerita leluhur penuh misteri.

Masyarakat setempat mengenalnya dengan dua nama. Punden Eyang Jladri, atau tak jarang disebut pula Punden Eyang Nambi.

Tempat ini bukan sekadar tumpukan batu, melainkan sebuah portal waktu yang menghubungkan generasi kini dengan jejak spiritual para pendahulu.

Jamilun, Kepala Desa Manduro dan juga salah seorang penjaga kearifan lokal ini, menuturkan bahwa punden ini menyimpan artefak-artefak yang dipercaya sebagai peninggalan Eyang Nambi.

“Salah satunya adalah batu dengan guratan samar. Meski mulai luntur dimakan zaman, konon katanya menyerupai gambar Dewa Siwa,” ungkapnya dengan nada khidmat.

Selain itu, mata pengunjung akan tertumbuk pada sebongkah batu yang menyerupai kelopak buah manggis, sebuah bentuk yang tak lazim dan mengundang tanya. Lebih jauh, sebuah pendupaan dengan tiga lubang menjadi penanda kuat akan filosofi mendalam yang dianut para leluhur.

“Bentuk pendupaan ini melambangkan konsep manunggaling kawulo gusti, penyatuan antara manusia sebagai hamba dengan Tuhan Yang Maha Esa,” jelas Jamilun dalam keterangannya pada Kamis (17/4).

Simbolisme serupa terpancar dari keberadaan payung munto berundak tiga yang berdiri kokoh di area punden.

“Ini juga memiliki makna yang sama, manunggaling kawulo gusti,” imbuhnya.

Kesucian dan kebersihan hati menjadi persyaratan bagi siapapun yang ingin berkunjung ke situs ini.

“Sebuah batu yang terbungkus kain kafan juga ada di sini. Kain kafan ini melambangkan kesucian dan biasanya menjadi alas dalam ritual atau saat seseorang mendapatkan isyaroh,” tutur Jamilun.

Tak hanya artefak, punden ini juga dihiasi dengan sesajen yang sarat makna. Tampak nginangan (sirih pinang), kendi, cabe, suruh, cermin, sisir, dan beragam bunga tertata rapi.

“Sesajen ini dipercaya dipersembahkan kepada nini danyang dan kaki danyang, para leluhur yang pertama kali membuka dan menjaga situs Jladri ini,” terangnya.

Kisah yang diturunkan dari generasi ke generasi menyebutkan bahwa Punden Eyang Nambi diyakini jauh lebih tua dari situs-situs yang ada di area ini.

“Oleh karena itu, para tokoh spiritual yang datang ke kawasan ini seringkali menyempatkan diri untuk berziarah ke Punden Eyang Nambi terlebih dahulu. Mereka meyakini tempat ini memiliki nilai sejarah dan spiritual yang lebih mendalam,” tandas Jamilun.

Ia berharap cerita ringkas ini dapat membuka mata akan kekayaan nilai luhur yang tersembunyi di Punden Eyang Nambi. Sebuah warisan tak ternilai yang patut dijaga dan dihormati.(*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Teguh Setiawan
Editor: Andika DP


No More Posts Available.

No more pages to load.