Jembatan di Desa Kedunggempol Mojokerto Putus, Akses Masyarakat Terhambat

oleh -736 Dilihat
3ffb3f28 a648 4f10 8a44 2d44f314fae2
Kepala Desa Kedunggempol, Ridwan saat menunjukkan lokasi jembatan putus. (Foto: Alief W)

KabarBaik.co – Jembatan penghubung antara Dusun Kedungkudi dan Dusun Kedungcangak, Desa Kedunggempol, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto terputus setelah tembok penahan tanah bawah jembatan digerus arus sungai.

Kepala Desa (Kades) Kedunggempol Ridwan menuturkan, peristiwa itu terjadi pada Selasa dini hari (3/12). Akibat hujan deras, sehingga debit air sungai cukup tinggi.

Selain itu, sebenarnya kondisi jembatan sudah retak-retak sehingga roda 4 mulai awal tahun sudah tak diperbolehkan melewati.

Menurutnya selama ini, jembatan itu dijadikan akses kendaraan roda dua untuk segala macam keperluan masyarakat. Mulai dari aktivitas ekonomi, pendidikan maupun segala keperluan lainnya.

Sehingga rusaknya jembatan menyebabkan aktivitas warga Desa setempat terganggu. Sebab, jembatan tersebut merupakan jalur penghubung antardusun.

Kades Ridwan menerangkan, jembatan penghubung antardusun itu telah berusia sekitar 26 tahun. Pertama dibangun pada tahun 1998 silam. “Dibangun tahun 1998. Waktu itu masih manual. Atasnya pakai sesek,” terangnya, Selasa (3/12).

Pada tahun 2008, bagian atas jembatan direhabilitasi melalui program pemerintah. Saat itu, kegiatan rehabilitasi tersebut menelan biaya Rp 80 juta.

Dengan revitalisasi itu, yang semula permukaan jembatan menggunakan anyaman bambu (sesek) menjadi beton. Sementara bagian kaki jembatan tetap memakai pondasi lama.

“Mulai Februari 2024 roda 4 atau lebih sudah tidak diperbolehkan lewat jembatan ini karena jembatab sudah retak-retak,” seru Kades.

Menurut dia, penyebab putusnya jembatan bukan hanya tingginya debit air sungai, melainkan juga karena memang sudah waktunya revitalisasi jembatan.

Atas peristiwa itu, Pemerintah Desa (Pemdes) Kedunggempol belum berani mengambil langkah apa pun, karena dianggap terlalu berisiko. “Langkah terdekat belum ada. Pihak desa tidak bisa mengambil keputusan karena berisiko,” tandasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Alief W


No More Posts Available.

No more pages to load.