Kenaikan Harga Bawang Merah di Blitar, Pedagang Keluhkan Biaya Transportasi dan Minimnya Stok

oleh -345 Dilihat
055afc54 1ab5 4662 9490 96e3ed07e665 scaled
Pedagang di Pasar Templek Kota Blitar. (Foto: Calvin Budi Tandoyo)

KabarBaik.co – Harga bawang merah di sejumlah pasar tradisional Kota Blitar mengalami kenaikan dalam sepekan terakhir. Di Pasar Templek, harga bawang merah kini tembus Rp 50.000 hingga Rp 52.000 per kilogram, dari sebelumnya hanya berkisar Rp 38.000–Rp 45.000.

Kenaikan ini dikeluhkan para pedagang, terutama karena biaya transportasi dari petani ke pasar yang turut membebani harga jual.

“Kalau ambil langsung dari petani mungkin bisa Rp 47.000, karena enggak kena ongkos kirim,” kata Sri Utami, 64, pedagang sayur di Pasar Templek, Selasa (29/7).

Sri menambahkan, kenaikan harga mulai terasa sejak lima hari terakhir. Meski stok masih tersedia, selisih harga dari sebelumnya cukup terasa.

“Tergantung besar kecilnya juga, makin besar makin mahal,” ujarnya.

Tak hanya Sri, Agus Priono, pedagang sayuur lainnya, juga menyampaikan hal serupa. Ia mengaku saat ini harus membeli bawang dari pengepul seharga Rp 50.000 dan menjualnya di kisaran Rp 55.000 per kilogram. Padahal sebelumnya harga kulakan hanya Rp 40.000.

“Sudah seminggu ini naiknya mas. Karena panen kurang dan stok di pasaran terbatas,” ucapnya.

Selain bawang merah, Agus menyebut beberapa komoditas sembako lainnya juga mulai menunjukkan tren kenaikan, termasuk sayur-mayur. Kondisi ini membuat pedagang harus menyesuaikan harga jual agar tetap mendapat untung meski tipis.

Kondisi cuaca dan jugadistribusi logistik dari daerah sentra produksi disebut menjadi faktor utama yang memicu kenaikan harga di tingkat pedagang dan konsumen.(*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Calvin Budi Tandoyo
Editor: Andika DP


No More Posts Available.

No more pages to load.