KabarBaik.co- Problem banjir di lahan pertanian Dusun Padukuhan Kuwaru, Kelurahan Poncosari, Kecamatan Kapanewon Srandakan, Kabupaten Bantul, Jogjakarta, bakal segera terurai. Menteri Pertanian (Mentan) RI Andi Amran Sulaiman telah bergerak cepat. Dengan demikian, ke depan para petani di wilayah setempat pun tidak lagi dibuat pusing untuk bercocok tanam.
Ketua Komisi IV DPR RI Siti Hediati Hariyadi alias Titiek Soeharto memberikan apresiasi khusus atas respons cepat Mentan dalam menyelesaikan masalah banjir di Kawasan tersebut. Setidaknya, terdapat sekitar 200 hektare lahan yang selama ini menjadi langganan banjir setiap kali curah hujan meninggi.
“Kami mengapresiasi respons cepat pemerintah dalam menanggulangi banjir di Kabupaten Bantul,” ujar Mbak Titiek, panggilan akrab Titiek Soeharto, saat meninjau lokasi bersama Mentan RI, Rabu (15/1)
Dalam kesempatan tersebut, Mbak Titiek juga mengapresiasi capaian dan kinerja pemerintah yang telah berhasil meningkatkan produktivitas padi di Kabupaten Bantul. Yakni, mencapai 7,7 ton per hektare. Dia menyebut, lenaikan itu merupakan keberhasilan dari berbagai program dan juga bantuan yang telah diberikan pemerintah kepada pertain seperti pupuk, benih, dan alat mesin pertanian (asintan).
“Hari ini kita menyaksikan bahwa para kelompok tani sudah ada yang mendapat combain harvester kemudian pupuk. Dan hari ini pula kami menyaksikan hasil panen yang cukup besar, yaitu 7,7 ton per hektare,” katanya.
Sementara itu, Mentan Andi Amran Sulaiman menyatakan, pengerjaan lahan pertanian yang terdampak banjir akan dimulai dalam waktu dekat. ’’Atas arahan Ibu Ketua Komisi IV DPR RI, kami akan memberikan benih unggul, pompa air, kemudian normalisasi sungai penyebab banjir. Insya Allah akan ada solusi permanen yang kita kerjakan. Mudah-mudahan bisa selesai dalam waktu enam bulan,” ujar doktor alumnus Universitas Hasanuddin itu.
Seluruh lahan pertanian yang terdampak banjir kurang lebih mencapai 200 hektare. Hal itu disebabkan sungai di sekitar sawah meluap setelah hujan terjadi hujan dengan intensitas tinggi. ’’Jadi penyebab banjir ini tahunan, saat musim penghujan kan aliran sungai tidak lancar sehingga meluap ke lahan pertanian,’’ ungkap menteri yang kerap dipanggil Bapak Petani itu.
Amran mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu dan Opak (BBWSO) untuk menangani sungai sepanjang enam kilometer. Dengan demikian, ke depan sungai tidak meluap lagi.
Dia pun optimistis ke depan dalam waktu satu tahun para petani bisa bertanam dan panen sebanyak tiga kali. Namun, capaian tersebut baru bisa terwujud apabila masalah luapan sungai itu sudah tertangani. Yakni, setelah dilakukan normalisasi dan perbaikan irigasi.
“Petani sudah tahunan menderita akibat banjir di lahan pertanian. Ini solusi tuntas yang diberikan oleh Kementan kepada petani di wilayah Padukuhan Kuwaru,” pungkas Amran. (*)