KabarBaik.co – Di sebuah gang kecil di Tambak Medokan Ayu, suasana pagi itu terasa berbeda. Bau khas rumput kering dan suara hewan kurban bercampur dengan tawa ringan warga yang bergotong royong serta alunan takbir. Di tengah keramaian sederhana itu, sekelompok jurnalis yang tergabung dalam Komunitas Media Pengadilan dan Kejaksaan (KOMPAK) kembali menunjukkan bahwa kebaikan tak perlu menunggu kaya. Cukup dengan hati yang ikhlas dan kebersamaan yang erat.
Hari itu, dua ekor sapi dan tiga kambing disembelih. Bukan karena mereka berlimpah harta, melainkan karena mereka berlimpah semangat dan ketulusan.
“Kegiatan ini telah menjadi aktivitas rutin di setiap perayaan Hari Raya Idul Adha sejak tahun 2019,” ujar Budi Mulyono, Ketua Umum KOMPAK, sambil mengusap peluh yang membasahi keningnya, Sabtu (7/6).
Setiap tahun, mereka menyisihkan sebagian rezeki. Bukan jumlahnya yang besar, tapi konsistensi dan niatnya yang luar biasa. “Teman-teman KOMPAK kalau punya uang menyisihkannya untuk tabungan, minimal sebulan sekali. Istilahnya kita ngepul,” ucap Budi sambil tersenyum kecil.
“Agar pada saat Idul Adha mampu membeli hewan kurban,” imbuhnya
Di tengah derasnya arus hidup yang sering kali memaksa orang untuk hanya memikirkan dirinya sendiri, komunitas kecil ini justru hadir dengan semangat berbagi. Mereka bukan pejabat, bukan pula pengusaha. Mereka adalah para pewarta, yang kesehariannya akrab dengan hiruk-pikuk berita, sidang pengadilan, dan ruang redaksi. Tapi pada hari itu, mereka turun ke lapangan bukan untuk meliput. Mereka turun untuk berbagi.
Tahun lalu, mereka mampu menyembelih empat ekor sapi. Tahun ini hanya dua. Tapi bagi Budi, jumlah bukan ukuran. “Tidak apa, mungkin pada Idul Adha tahun depan bisa tambah lagi, bisa berkurban empat atau lima ekor sapi,” harapnya.
Karena yang utama adalah istiqomah, keteguhan hati untuk tetap berada dalam jalur kebaikan, tak peduli seberapa besar langkah yang bisa diambil.
“Semoga segenap anggota KOMPAK bisa istiqomah melaksanakan salah satu ibadah dalam agama Islam ini pada Idul Adha tahun-tahun berikutnya,” ucapnya.
Daging kurban itu kemudian dibagikan. Menyusuri gang-gang sempit, mengetuk pintu rumah-rumah yang mungkin tak sempat menikmati daging dalam sebulan terakhir. Dan dari setiap senyum yang diterima, dari setiap ucapan terima kasih yang mengalir, para jurnalis ini tahu, kurban mereka bukan hanya menyembelih hewan, tetapi juga ego dan rasa ingin menang sendiri.
Kebaikan memang tak harus besar. Kadang, ia hanya butuh dimulai, dari ketulusan hati, dari kesederhanaan niat, dari tekad yang tak pernah padam untuk terus berbagi. (*)
