KabarBaik.co – Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa menggelar peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sekaligus Haul ke-11 almarhum suaminya, Dr. H. Indar Parawansa, di kediamannya, kawasan Jemursari, Surabaya. Acara tersebut menghadirkan ulama kharismatik dunia, Syeikh Prof. Dr. Muhammad Fadhil Al-Jailani, pentahkik Tafsir Al-Jailani, yang memberikan tausiyah dan doa untuk masyarakat Jatim.
Khofifah menjelaskan, peringatan Maulid Nabi tahun ini digelar di rumah pribadinya lantaran Gedung Negara Grahadi masih dalam tahap pengamanan pasca insiden kerusuhan dan pembakaran saat demonstrasi pada Sabtu (30/8) lalu. “Belum memungkinkan dilaksanakan di Grahadi karena pengamanan masih cukup ketat. Maka, saya undang perangkat daerah ke rumah untuk bersama-sama memperingati Maulid Nabi SAW sekaligus haul almarhum suami saya,” ujar Khofifah ditemui di kediamannya, Minggu (7/9).
Rangkaian acara diawali dengan pembacaan Surat Yasin dan tahlil untuk almarhum Indar Parawansa, dipimpin KH Abdul Hamid Abdullah, Imam Besar Masjid Nasional Al Akbar Surabaya. Dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Alquran Surat Al Ahzab ayat 21–22 oleh Fathir Zulfiyan Alfi, Qori terbaik MTQ ke-30 Provinsi Jatim 2023 di Pasuruan.
Suasana semakin khidmat saat grup hadrah Ikromul Muhibbin melantunkan Dziba dan Mahalul Qiyam, sebelum tausiyah disampaikan Syeikh Muhammad Fadhil Al-Jailani. Dalam sambutannya, Khofifah menyampaikan rasa terima kasih atas kehadiran sang ulama yang membawa penguatan spiritual bagi masyarakat Jatim. Syeikh juga memperkenalkan dua kitab terjemahan terbaru, yakni Nahrul Qodiriyah dan Nashoihul Jailani.
Menurut Khofifah, kitab Nashoihul Jailani berisi 31 bab ajaran Syekh Abdul Qadir al-Jailani tentang akhlak, ibadah, dan perjalanan spiritual. Ia pun mengajak perangkat daerah Pemprov Jatim mengkaji kitab tersebut secara rutin. “Nasihat beliau sangat penting untuk membangun karakter sekaligus memandu perjalanan hidup. Saya mengusulkan agar perangkat daerah melakukan kajian sederhana sebulan sekali melalui kitab ini,” ucapnya.
Khofifah menekankan, pesan utama kitab ini adalah seruan untuk menjalani hidup dengan ketakwaan, kejujuran, kesederhanaan, serta cinta kepada Allah. Syekh Abdul Qadir al-Jailani mengajarkan agar umat senantiasa memurnikan niat dalam beribadah, menjauhi riya’ dan kesombongan, serta memperbanyak taubat dan istighfar.
“Dunia hanyalah tempat persinggahan sementara yang sering memperdaya dengan janji kebahagiaan semu. Karena itu, seorang hamba harus bersabar, ridha atas ketentuan Allah, dan tidak mengeluh kepada makhluk-Nya,” tutur Khofifah.
Ia juga berharap kajian kitab Nashoihul Jailani tidak hanya dilakukan di lingkungan pemerintah, tetapi juga dikembangkan di kalangan pelajar dan masyarakat. “Jika diizinkan Syeikh Muhammad Fadhil Al-Jailani, saya ingin sebulan sekali kita mempelajari kitab ini bersama, dan saya berharap Pak Wagub bisa memimpin kajian tersebut,” kata Khofifah.
“Kitab ini berisi mutiara nasihat spiritual dan ajaran tasawuf tentang akhlak, tawakal, syukur, dan sabar. Insya Allah, sangat relevan untuk memperkuat moral, ketulusan, dan integritas sosial masyarakat,” pungkasnya. (*)