Kisah Inspiratif Kades Pekalongan Gresik, Lulus Kejar Paket C di Usia 57 Tahun

oleh -239 Dilihat
474e25fd 5ef8 4b55 9b8b cee345679fae
Hariyono, Kepala Desa Pekalongan, Kecamatan Tambak, Pulau Bawean saat terima ijazah kejar paket C dari Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani. (Foto: Ist)

KabarBaik.co — Dalam riuh tepuk tangan dan deretan kemeja putih yang berbaris rapi di Atrium Gressmall Gresik, Rabu (23/7), sosok berpeci hitam dan berwajah bersih itu tampak menunduk khidmat. Di tangannya tergenggam selembar kertas yang dulu hanya menjadi angan, kini resmi menjadi ijazah.

Nama di sudut kanan atas kertas itu bukan nama siswa biasa. Ia adalah Hariyono, Kepala Desa Pekalongan, Kecamatan Tambak, Pulau Bawean. Usianya 57 tahun. Tapi semangat belajarnya, tak kalah dengan anak muda dimana pun itu.

Bagi Hariyono, ilmu tak mengenal hierarki jabatan. Tak mengenal tua atau muda. Ilmu, baginya, adalah hak dan panggilan hati. Dan ia menjemputnya melalui Program JAKETKU (Kejar Paket Tuntaskan Putus Sekolah), sebuah ikhtiar pendidikan nonformal besutan Pemerintah Kabupaten Gresik sejak 2022.

Di saat banyak orang seusianya mulai menikmati masa pensiun, Hariyono justru kembali mengisi bangku belajar, menyulap aula PKBM di desanya menjadi ruang permenungan dan pertumbuhan.

“Sebagai kepala desa, menyelesaikan kejar paket C memiliki makna yang dalam. Di antaranya, menjadi contoh bagi masyarakat, meningkatkan kredibilitas, serta motivasi untuk melanjutkan pendidikan,” kata Hariyono, usai menerima ijazah dari Bupati Gresik.

Langkahnya bukan sekadar pribadi. Ia adalah simbol. Simbol bahwa pendidikan tidak berhenti di usia. Simbol bahwa pemimpin pun perlu menunjukkan bahwa belajar adalah kewajiban seumur hidup.

“Semangat Pak Hariyono patut dicontoh dan merupakan inspirasi bagi yang lain. Usia tak membatasi orang untuk terus belajar,” kata Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani yang menyerahkan langsung ijazah kepada Hariyono dalam acara Apresiasi Program JAKETKU dan Soft Launching JAKETKU BERCERITA, kemarin.

Program JAKETKU kini tak hanya berhenti pada kelulusan. Ia menjelma menjadi jembatan menuju masa depan baru. Dalam bentuk JAKETKU Plus, Pemkab Gresik meluncurkan pelatihan kecakapan wirausaha selama tiga tahun di bidang tenun bagi 15 lulusan, serta beasiswa kuliah jenjang S1 untuk 10 lulusan, hasil kerja sama dengan Universitas Gresik dan Disnaker. Inovasi ini membuka kemungkinan baru—bahwa dari lembaran paket C bisa lahir wirausahawan baru, dan bahkan sarjana.

Hariyono adalah bukti. Bahwa pendidikan bukan milik mereka yang muda, tapi milik siapa saja yang merasa belum selesai. Meski telah menjadi kepala desa, ia tetap merasa sebagai murid. Murid dari hidup. Murid dari cita-cita masa kecil yang dulu tertunda karena keadaan.

Ia telah menikahkan anak-anaknya, melihat mereka tumbuh dan bekerja. Tapi untuk dirinya sendiri, ia memilih untuk tetap menumbuhkan harapan. “Jika ada rejeki lebih, dan diberikan kesempatan oleh Allah SWT, saya memiliki tekad untuk bisa melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi,” ungkapnya.

Sebaris kemeja putih dan secarik ijazah hari itu bukan sekadar penutup masa belajar. Tapi pintu yang dibuka oleh seseorang yang percaya bahwa hidup bisa dimulai kembali, bahkan di usia senja.

Hariyono mengajarkan kita semua bahwa menjadi kepala desa bukan akhir dari belajar. Tapi mungkin, baru awal dari cerita yang lebih besar. Cerita tentang keberanian menantang usia, tentang tidak pernah menyerah pada mimpi, dan tentang memberi contoh bukan dengan kata, tapi langkah nyata.(*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Muhammad Wildan Zaky
Editor: Andika DP


No More Posts Available.

No more pages to load.