Kisah Willy Ariska Putuskan Ikut Program Hapus Tatto Polresta Banyuwangi Lantaran Sering Ditegur Cucu

Reporter: Ikhwan
Editor: Gagah Saputra
oleh -34 Dilihat
Willy Ariska saat mengikuti program hapus tatto Polresta Banyuwangi.

KabarBaik.co – Polresta Banyuwangi kembali mengadakan program hapus tatto gratis di Klinik Pratama Polresta setempat, Kamis (2/5). Seperti biasa, program ini selalu disambut antusias oleh masyarakat.

Salah seorang peserta penghapusan tatto adalah Willy Ariska, 68 tahun, beralamat di Kelurahan Panderejo, Banyuwangi. Dia mengaku ingin menghapus tatto karena malu kerap ditegur cucunya.

“Cucu saya yang kecil itu sering negur. Saya malu akhirnya saya memutuskan ikut program hapus tatto di Polresta Banyuwangi,” kata Willy.

Willy memiliki tatto di kedua lengannya. Tatto itu menandai kisah perjalanan asmaranya selama hidup.

Baca juga:  Diwarnai Polemik Rapat Pleno Rekapitulasi KPU Banyuwangi Molor

Dia mengaku sudah dua kali ikut penghapusan tatto Polresta Banyuwangi. Namun baru tatto lengan kiri yang menjalani proses penghapusan.

“Yang kanan belum karena kata petugasnya cukup sulit karena tatto tinta warna. Sementara yang kiri tatto tinta hitam, ini masih 2 kali proses. Kata petugas 8 kali baru bisa bersih,” terangnya.

Peserta lain, Nova Purnama Sari, 27, adalah seorang mualaf. Dia memiliki tatto di lengan kanan tangannya. Tatto ini dimilikinya sejak 2015 lalu.

Baca juga:  Keluarga Bintang Balqis Dapatkan Dukungan Psikologis dari Polresta Banyuwangi

“Dulu saya beragama Hindu tiga tahun lalu saya menjadi mualaf. Saya ingin memperbaiki diri,” ujarnya.

Program hapus tatto Polresta Banyuwangi, kata Nova, sangat membantu. Sebab bila dilakukan secara mandiri, biayanya mencapai jutaan rupiah.

“Jadi program ini sangat membantu,” terangnya.

Sementara Teknis Pelaksana Hapus Tatto, Novi Chabdra Pribadi mengatakan total ada 30 peserta yang mengikuti program hapus tatto. Program ini sudah kali kedelapan digelar di Banyuwangi.

“Program ini sudah dilaksanakan sejak tahun kemarin. Di Banyuwangi ini sudah kedelapan kali. Ke depan rencananya akan dirutinkan setiap bulan,” kata dia.

Baca juga:  LEMKAPI Beri Anugerah Presisi Award Pada Kapolresta Banyuwangi, Tokoh Agama Beri Apresiasi

Novi menjelaskan proses penghapusan tidak bisa hanya sekali proses. Artinya perlu beberapa kali tahapan penghapusan.

“Jenis tatto, tinta, usia tatto dan kedalaman tusukan menjadi penentu lama dan tidaknya proses penghapusan. Untuk penanganan ada yang cukup 5 kali, bahkan 10 kali baru bisa hilang,” tegasnya.(*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News


No More Posts Available.

No more pages to load.