KabarBaik.co – Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Jember menyebut pengelolahan sampah masih amburadul.
Hal itu disampaikan Ketua Komisi C DPRD Jember, Ardi Pujo Prabowo saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) di tempat pembuangan akhir (TPA) Pakusari, Rabu (8/1).
Ardi mengatakan, kondisi sampah di Jember saat ini memang perlu ada perhatian lebih, khususnya untuk pengelolahan yang masih belum maksimal.
“Jika melihat kondisi saat ini memang harus segera ada tindakan, terutama sampah-sampah berbahan plastik seperti botol itu pengelohanya belum maksimal,” kata Ardi.
Ia menyebut jika hal ini dibiarkan, jumlah sampah di TPA Pakusari akan overload dan bisa mengakibatkan Jember menjadi darurat sampah.
“Kita bisa lihat kondisi saat ini sudah menggunung bahkan per hari ada 197 ton sampah yang masuk ke TPA Pakusari. Ditambah banyak jenis sampah yang sukit teruai. Jadi ini perlu penangan yang cepat agar sampah tidak semakin menumpuk,” kata legislator Gerindra tersebut.
Oleh sebab itu, Ardi mengiginkan adanya inovasi dari pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup agar pengelolahan sampah bisa maksimal.
“Ke depan kami ingin adanya pemilah sampah organik dan non organik, agar sampah di Jember ini bisa dikendalikan dengan baik. Kita juga punya perda sampah itu harus dimaksimalkan, bukan hanya pemerintah saja tapi semua masyarkat pun harus terlibat,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Sugiyarto mengatakan, memang untuk pemilihan sampah di TPA Pakusari masih melibatkan pemulung.
“Untuk mesin pemilah sampah kita gunakan juha per hari itu hanya 4 ton. Memamg belum maksimal karena jumlah mesin yang terbatas,” katanya.
Untuk total sampah di seluruh Jember, Sugiyarto menyampaikan, ada sekitar 1300 ton sampah per hari.
“Jumlah cukup besar jika ditotal, oleh sebab itu di tahun 2025 ini akan ada penambahan, sepeti truk pengangkut dan kebutuhan lain yang menunjang pengelohan sampau di TPA pakusari,” ucapnya. (*)