KabarBaik.co – Langit cerah Kamis pagi itu tak memberi isyarat apa pun. Di Desa Kloposepuluh, Kecamatan Sukodono, Sidoarjo, satu keluarga besar bersiap melakukan perjalanan penuh makna—silaturahmi ke rumah kerabat di Bumiaji, Batu. Namun takdir berkata lain. Mobil Toyota Inova Reborn abu-abu yang mereka tumpangi justru menjadi korban dari musibah longsor di jalur rawan Pacet-Cangar, Kabupaten Mojokerto.
Mobil tersebut dikemudikan oleh Madjid Zatmo Setio, 31, seorang ayah muda yang dikenal ramah dan penuh tanggung jawab. Ia berangkat bersama istri, dua anaknya yang masih balita, serta orang tua dan mertua yang sudah lanjut usia. Perjalanan yang seharusnya menyatukan keluarga dalam hangatnya Hari Raya, kini berubah menjadi kabar duka yang mengguncang kampung halaman mereka.
Jenazah Masjid Zatmo ditemukan lebih dulu oleh tim evakuasi. Ia menjadi satu-satunya korban yang telah berhasil dievakuasi dari reruntuhan longsor. Sementara enam penumpang lainnya masih dalam pencarian hingga Jumat (4/4). Suasana di rumah duka begitu pilu. Tangis haru dan doa terus mengalir dari keluarga dan tetangga yang datang memberi dukungan.
Sudiyo Husodo, kakak kandung almarhum, tampak tegar meski sorot matanya tak mampu menyembunyikan kesedihan. Ia memastikan bahwa semua penumpang dalam mobil tersebut adalah keluarga inti.
“Tujuannya akan melakukan silaturahmi ke keluarga Bumiaji Batu. Dalam musibah itu hingga saat ini kami baru mengetahui adik saya yang mengemudikan mobil tersebut ditemukan sudah meninggal dunia,” katanya sembari menahan air mata.
Bagi keluarga ini, perjalanan silaturahmi saat Idulfitri sudah menjadi tradisi tahunan. Mereka selalu menyempatkan waktu, meski hanya sehari, untuk saling menyapa dan menjaga hubungan kekerabatan. Namun tahun ini, pertemuan hangat itu tak sempat terjadi. Hanya kabar kehilangan yang datang lebih dulu.
“Semoga ada keajaiban, yang belum ditemukan segera ditemukan dalam kondisi selamat,” harap Sudiyo dengan suara bergetar.
Baginya, harapan itu masih ada, meski waktu terus berjalan dan medan pencarian semakin menyulitkan tim penyelamat.
Sudiyo menambahkan, delapan orang kerabat telah berangkat sejak kemarin ke lokasi longsor untuk membantu proses pencarian. Mereka bergantian menyisir titik-titik yang diduga menjadi lokasi tertimbunnya mobil. Meski tak mudah, mereka enggan menyerah.
“Sebelumnya tidak ada firasat apa-apa, karena kegiatan silaturahmi itu dilakukan setiap tahun pada saat Hari Raya Idul Fitri,” ujarnya lirih.
Di Desa Kloposepuluh, warga tampak bahu-membahu memberikan dukungan moril. Doa bersama digelar, dan harapan tetap dipupuk meski dalam kesedihan. Anak-anak yang terlihat ruang belum mengerti bahwa teman bermain mereka, Sahrul Nugroho, 4, dan Putri Siapa, 2, kini sedang dicari keberadaannya.
Sementara itu, tim SAR gabungan terus berupaya maksimal meski kondisi di lapangan cukup ekstrem. Hujan yang sempat turun membuat tanah labil dan licin, menyulitkan pencarian di jalur sempit dan menanjak itu. Namun mereka tak menyerah, karena tahu di balik reruntuhan itu, ada keluarga yang menanti kepastian.
Kini, bukan hanya keluarga, tapi seluruh warga Kloposepuluh dan masyarakat luas berharap akan keajaiban. Agar keenam jiwa yang masih hilang bisa segera ditemukan, dan duka ini perlahan bisa dirangkul dengan kekuatan dan doa bersama. (*)