Kuota Solar Subsidi Menipis, SPBU Batasi Penjualan Harian, Ini Kata Hiswana Migas Besuki

oleh -74 Dilihat
IMG 20251106 WA0010
Kabid BBM Hiswana Migas Besuki, Nuki.(Aji)

KabarBaik.co – Menjelang akhir tahun 2025, sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kabupaten Jember mulai membatasi penjualan solar bersubsidi (Biosolar).

Kabid BBM Hiswana Migas Besuki, Wahyu Prayudi Nugroho mengatakan bahwa saat ini fenomena rutin akibat menipisnya kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi tahunan yang dialokasikan Pertamina.

Ia menjelaskan bahwa Pertamina telah menginformasikan sisa kuota solar kepada masing-masing SPBU. Kuota awal yang ditetapkan di awal tahun sudah terserap hampir seluruhnya.

“Misalnya untuk Kabupaten Jember kuota awal tahun 2025 adalah 10 juta liter. Sekarang menginjak November, serapannya sudah 90 persen, jadi tinggal 1 juta liter. Sisa 1 juta liter ini harus didistribusikan secara tepat sasaran selama dua bulan terakhir,” ungkap pria yang akrab disapa Nuki itu, Kamis (6/11).

Untuk mengantisipasi kuota habis sebelum waktunya, lanjut Nuki, pihak Pertamina memberikan instruksi kepada SPBU untuk melakukan pembatasan penjualan harian.

“Dengan persentase pengurangan kuota bervariasi, SPBU di jalur poros jalan besar (seperti Tanggul dan Bangsal) yang dilalui truk besar masih mendapat kuota relatif tinggi dan SPBU di daerah yang kurang terakses truk besar (seperti Baratan, Kalisat, Arjasa, dan Sukowono) mengalami penurunan kuota sekitar 20 hingga 30 persen,” katanya.

Nuki mengamati adanya fenomena panic buying yang ditandai dengan serbuan dan antrean kendaraan berbahan bakar solar saat Biosolar mulai dijual.

Ia mengimbau masyarakat agar berhemat dan menggunakan kendaraan secara efisien, meskipun mereka berhak membeli sesuai batasan maksimal yang ditentukan.

“Masyarakat yang memiliki barcode berhak membeli solar dengan full tank selama tidak melebihi batas yang ditentukan. Namun, mengingat kuota yang menipis, diimbau untuk berhemat,” jelasnya.

Lebih lanjut, Nuki memberikan peringatan keras terhadap penyalahgunaan solar bersubsidi. Ia meminta Biosolar benar-benar tersalurkan kepada masyarakat yang berhak dan tidak disalahgunakan oknum untuk ditimbun lalu dijual ke industri.

“Ini merupakan pelanggaran pidana. Kami selalu memberikan edukasi kepada semua SPBU agar tidak melakukan hal ini,” tegasnya.

Sebagai alternatif, masyarakat yang kehabisan kuota atau ingin berpartisipasi menjaga sisa kuota, dapat menggunakan BBM non-subsidi seperti Pertamina Dex yang saat ini dijual seharga sekitar Rp 13.000 lebih per liter. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Dwi Kuntarto Aji
Editor: Gagah Saputra


No More Posts Available.

No more pages to load.