KabarBaik.co — Layanan Curhat yang disediakan oleh Dinas Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (KBPPPA) Kabupaten Gresik berhasil mencegah empat orang melakukan aksi bunuh diri. Dua di antaranya diketahui terdorong oleh tekanan ekonomi akibat jeratan pinjaman online.
“Selama ini catatan kita ada empat orang yang berhasil dicegah. Dua melalui hotline layanan kami, dua lainnya melalui call center 112,” kata Kepala Dinas KBPPPA Gresik Titik Ernawati saat dihubungi, Kamis (5/6).
Menurut Titik, motif keinginan mengakhiri hidup tersebut tak lepas dari tekanan ekonomi, kecemasan akademik, dan persoalan keluarga. “Ada banyak faktor seperti pinjol, utang, dan himpitan ekonomi,” ujarnya. Sisanya, karena gangguan kecemasan yang dipicu studi dan dinamika dalam keluarga.
Lebih lanjut Titik menjelaskan bahwa mereka sebenarnya hanya ingin didengar. Layanan Curhat KBPPPA Gresik menjadi tempat sebagian warga Gresik mencurahkan perasaan terpendam. Dari hal tersebut, pendamping dari KBPPPA Gresik akan melakukan asesmen untuk mengetahui kebutuhan lanjutan.
“Kalau butuh psikolog, kami jadwalkan ke Puspaga. Kalau perlu bantuan hukum, kami bantu fasilitasi pengacara. Bahkan untuk penanganan medis, seperti gangguan jiwa, kami rujuk ke RSUD Ibnu Sina,” jelas Titik.
Layanan Curhat ini bisa diakses siapa saja melalui hotline dinas atau saluran darurat 112. Dinas KBPPPA juga menjalankan unit Puspaga (Pusat Pembelajaran Keluarga), yang menyediakan layanan konsultasi dan pendampingan psikologis gratis.
Lokasinya berada di kantor KBPPPA Gresik, dan buka setiap Senin–Jumat pukul 07.30–16.00 WIB. “Tapi bisa menyesuaikan juga, tergantung kondisi,” ucapnya.
Titik berpesan agar siapa pun yang merasa tertekan untuk tidak menanggungnya sendirian. “Hidup ini adalah ujian. Maafkan diri sendiri, dan fokuslah pada hal-hal yang membuat bahagia. Kalau merasa berat, mintalah bantuan pada ahlinya seperti psikolog, psikiater, atau siapa pun yang bisa mendengarkan,” tandasnya.
Dinas KBPPPA Gresik terus memperkuat sistem pencegahan melalui edukasi, penjangkauan, dan fasilitasi dukungan lintas sektor. Menurut Titik, layanan seperti ini menjadi bagian penting dalam menahan gelombang krisis kesehatan mental yang tak mengenal usia maupun latar belakang sosial.(*)