KabarBaik.co – Gelombang kecelakaan di jalur tengkorak Sidoarjo semakin menyeruak dan menimbulkan kekhawatiran.
Dalam rentang satu tahun terakhir, sejumlah titik blackspot di kawasan tersebut mengalami kenaikan kecelakaan hingga 1.400 persen, menjadikannya salah satu lokasi paling berbahaya di Jawa Timur.
Kanit Kamsel Satlantas Polresta Sidoarjo Iptu Kharisma Afriansyah menyebut bahwa faktor manusia masih memegang peranan besar dalam tingginya kasus kecelakaan di wilayah itu.
“Mayoritas kecelakaan terjadi karena pengendara mengabaikan rambu-rambu dan tidak mematuhi aturan. Kami terus mengimbau masyarakat agar lebih waspada dan disiplin, terutama ketika melintas di jalur tengkorak,” ungkapnya, Rabu (19/11).
Kharisma menekankan bahwa pembenahan perilaku berlalu lintas menjadi kunci utama, sebab keselamatan pengendara tetap menjadi prioritas.
Kenaikan memprihatinkan itu juga diperkuat oleh Kepala Kantor Jasa Raharja Wilayah Jawa Timur, Tamrin Silalahi. Menurut Tamrin, sepanjang 2024 hingga September 2025, tren kecelakaan di jalur rawan tersebut melonjak tajam, baik dari jumlah korban meninggal dunia maupun luka-luka.
“Jika tahun lalu hanya dua korban meninggal, maka di 2025 ini sudah delapan orang. Korban luka juga melonjak drastis, dari sembilan menjadi 135 orang. Total kenaikan mencapai 1.400 persen,” jelasnya.
Tak hanya korban jiwa, lonjakan tersebut ikut membebani besaran santunan kecelakaan. Pada 2024 saja, Jasa Raharja mengalokasikan sedikitnya Rp 600 miliar untuk penanganan kecelakaan di Jawa Timur.
“Setiap hari rata-rata ada 15 orang meninggal akibat kecelakaan, dan 70 persen dari mereka adalah tulang punggung keluarga,” tegas Tamrin.
Untuk menekan risiko di jalur rawan, Jasa Raharja bersama Satlantas Polresta Sidoarjo menggencarkan berbagai langkah pencegahan.
Mulai dari sosialisasi kepada aparatur kecamatan dan desa di sekitar titik blindspot, pemasangan spanduk imbauan keselamatan, hingga kampanye intensif di jalur berbahaya seperti Raya Balongbendo.
Upaya ini diharapkan dapat mengurangi potensi kecelakaan sekaligus membangun budaya berkendara yang lebih aman bagi seluruh pengguna jalan. (*)






