KabarBaik.co – Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi dan Bisnis Media Universitas Ciputra Surabaya angkatan 2022 berhasil memproduksi film pendek dokumenter berjudul “Sepiring Warisan.” Karya ini merupakan inisiatif dari Oelik Production, unit produksi mahasiswa yang berkomitmen mengangkat tema pelestarian budaya, kali ini melalui kuliner legendaris Surabaya, Lontong Balap.
Sebagai makanan khas yang telah menjadi bagian dari identitas kuliner Kota Surabaya, Lontong Balap memiliki tempat istimewa di hati masyarakat, terutama generasi yang lebih tua. Namun, di tengah gempuran tren kuliner modern, eksistensi makanan ini mulai terpinggirkan, khususnya di kalangan generasi muda.
Fenomena ini menggugah Oelik Production untuk menghadirkan “Sepiring Warisan” sebagai medium edukasi dan ajakan agar generasi muda lebih mengenal dan mencintai kekayaan kuliner tradisional Indonesia.
Film dokumenter ini tidak hanya mengangkat kisah sejarah Lontong Balap, tetapi juga menyoroti perjuangan para pelaku usaha dalam menjaga cita rasa otentik yang diwariskan lintas generasi.
“Sepiring Warisan” mengisahkan tantangan yang dihadapi para penjaja kuliner ini, dari upaya mempertahankan kualitas hingga mencari penerus yang mampu melanjutkan usaha mereka.
“Kami ingin generasi muda memahami bahwa kuliner tradisional seperti Lontong Balap bukan sekadar makanan, tetapi bagian penting dari identitas budaya kita,” ujar Nadya, sutradara film ini, Selasa (3/6). Ia berharap karyanya dapat menjadi langkah awal untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap kuliner daerah.
Penayangan perdana film ini dijadwalkan berlangsung di Dian Auditorium, lantai 7 Universitas Ciputra Surabaya, pada awal Juni mendatang. Acara ini tidak hanya menjadi ajang apresiasi bagi para kreator muda, tetapi juga menjadi momen untuk menyuarakan pentingnya pelestarian budaya melalui medium film. Diharapkan, karya ini mampu menginspirasi gerakan kreatif lainnya untuk menjaga kekayaan budaya Indonesia tetap hidup dan relevan.
Dengan pendekatan visual dan naratif yang kuat, “Sepiring Warisan” diharapkan mampu menggugah kesadaran masyarakat, terutama generasi muda, untuk terus melestarikan kuliner tradisional sebagai warisan budaya bangsa. “Kami percaya, upaya kecil ini dapat berdampak besar jika diiringi semangat bersama,” pungkas Nadya.(*)






