KabarBaik.co – Mantan Wakil Bupati (Wabup) Jember, Abdul Muqit Arief menyayangkan ucapan dari Cabup nomor urut 2 Muhammad Fawait yang membawa isu PKI (Partai Komunis Indonesia) saat orasi di acara refleksi Hari Santri Nasional, 21 Oktober lalu.
Menurut Kiai Muqit, sapaan akrabnya, ucapan tersebut tidak harus dilontarkan oleh Gus Fawait. Apalagi saat ini ia mencalonkan diri sebagai bupati Jember di Pilkada Jember 2024.
“Tidak harus begitu, menurut saya tidak tepat sampai mengucapkan nama PKI. Dari dulu tidak pernah di Pilkada sampai menyebut itu,” ujar Muqit, Minggu (3/11).
Kiai Muqit berharap, dalam momen Pilkada seperti saat ini para calon harus terus memberikan statment positif kepada masyarakat. Agar situasi bisa tetap tenang dan damai.
“Jangan sampai ada provokasi atau intimidasi, adu program saja, tidak perlu sindir-menyidir,” katanya.
Oleh sebab itu, Kiai Muqit mendorong adanya klarifikasi dari pihak yang mengucapkan, agar tidak menimbulkan prasangka di masyarakat.
“Kalau dibiarkan akan jadi bola liar, dan menimbulkan berbagai macam persepsi dari masyarakat. Jadi lebih baik klarifikasi saja,” ucap mantan Wabup Jember periode 2016-2021 itu.
Diberitakam sebelumnya, gegap gempita pesta demokrasi di Kabupaten Jember kian membara dengan munculnya isu PKI. Isu sensitif yang tak kunjung reda sejak 1965 hingga kini ini tersulut oleh beredarnya video Cabup Jember nomor urut 2 Muhammad Fawait dalam sebuah orasi saat kampanye.
“Ada upaya yang begitu besar ingin menghadang santri memimpin Kabupaten Jember dengan menebar hoaks, dengan mengolok-olok, dengan memfitnah, dengan berita-berita yang keji. Itu kok saya kayaknya ingat seperti Gerakan 30S/PKI yang ingin menghabisi para ulama, menghabisi para kiai, menghabisi para santri di republik ini. Tapi, saya tahu kita semua yang berkumpul di sini tidak akan rela ketika santri dibegitukan, betul? Maka, tidak ada kata lain kecuali lawan dan kita harus menang atau menang mutlak, setuju? Merdeka! Takbir! Takbir! Takbir!” ucap Gus Fawait di video viral itu. (*)