Mbak Cicha Tampilkan Khasanah Kediri di HUT ke-45 Dekranas Lewat Wastra Gringsing

oleh -198 Dilihat
cf97208f 1bae 47f8 9319 734daae11980 scaled
Ketua Dekranasda Kabupaten Kediri Eriani Annisa Hanindhito mengenakan busana bermotif Gringsing karya (Istimewa)

KabarBaik.co – Peringatan HUT ke-45 Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) di Balikpapan, Kalimantan Timur, menjadi panggung kehormatan bagi wastra lokal Kabupaten Kediri. Ketua Dekranasda Kabupaten Kediri Eriani Annisa Hanindhito tampil memukau dengan balutan busana bermotif Gringsing—salah satu motif khas daerah setempat—lengkap dengan selendang dan tas karya tangan perajin lokal.

Dalam ajang yang dihadiri para Ketua Dekranasda dari seluruh Indonesia ini, sosok yang akrab disapa Mbak Cicha itu tak hanya hadir sebagai tamu, tapi juga pembawa identitas budaya Kabupaten Kediri.

“Menggunakan wastra lokal dalam ajang nasional seperti ini adalah bentuk nyata pelestarian dan promosi budaya kita. Tidak hanya untuk mengembangkan, tapi juga menjaga keberlangsungan budaya daerah,” ujar Mbak Cicha, Sabtu (12/7).

Di bawah kepemimpinan Bupati Hanindhito Himawan Pramana atau Mas Dhito, motif Gringsing dan Lidah Api resmi dipatenkan sebagai motif khas Kabupaten Kediri. Penggunaan motif tersebut dalam kesempatan nasional menjadi langkah strategis memperkuat branding daerah lewat karya perajin.

Mbak Cicha berharap masyarakat Kabupaten Kediri semakin mencintai produk lokal dan tidak ragu memakainya dalam kehidupan sehari-hari. Menurutnya, rasa bangga terhadap budaya daerah dapat menjadi kekuatan ekonomi baru, khususnya bagi sektor kriya dan fashion.

“Semakin kita mengenal dan mencintai produk kita sendiri, maka peluang untuk memperluas pasar akan semakin besar. Tidak hanya dikenal di Kediri, tapi bisa menembus nasional bahkan internasional,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua Umum Dekranas Selvi Gibran Rakabuming dalam sambutannya menekankan pentingnya pendampingan berkelanjutan bagi para perajin, khususnya yang belum terjangkau pasar.

“Dekranasda di seluruh Indonesia perlu lebih aktif mendampingi para pengrajin. Yang belum punya pasar justru itu yang harus jadi perhatian. Bantu dari segi pelatihan, perizinan, hingga akses ke pasar dan permodalan,” ujar Selvi.

Selvi juga menyoroti pentingnya digitalisasi, termasuk pemanfaatan media sosial untuk promosi produk kerajinan. Pelatihan berjualan online, menurutnya, menjadi kunci penting dalam membangun ekosistem kerajinan yang berdaya saing di era sekarang.

Dengan langkah-langkah nyata seperti ini, wastra daerah seperti Gringsing tak hanya menjadi simbol budaya, tetapi juga motor penggerak ekonomi kreatif di daerah. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Penulis: Muhamad Dastian Yusuf
Editor: Imam Wahyudiyanta


No More Posts Available.

No more pages to load.