MBG Lebih dari Sekadar Solusi Gizi, Menuju Ketahanan dan Kesejahteraan

oleh -558 Dilihat
IMG 20250227 WA0020
Program MBG sejalan dengan upaya pengentasan stunting di tingkat nasional dan daerah.

KabarBaik.co – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang telah berjalan selama dua bulan menuai respons positif dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah, pelaku usaha, hingga praktisi kesehatan dan jurnalis. Dukungan ini terwujud dalam diskusi bertema Peran Stakeholder dan Media dalam Mendukung Program Makan Bergizi Gratis yang digelar di Surabaya, Kamis (27/2).

Kepala Seksi Kesehatan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Jawa Timur, Cici Swi Antika, menjelaskan bahwa program MBG tidak hanya bertujuan meningkatkan gizi masyarakat, tetapi juga memiliki dampak holistik terhadap kesejahteraan sosial dan ekonomi.

“Ada sepuluh keunggulan program MBG, seperti mendukung ketahanan pangan, membangun ekosistem berkelanjutan, memberikan pelatihan peningkatan kapasitas, menciptakan lapangan kerja, hingga membuka peluang investasi di sektor hilirisasi. Ini lebih dari sekadar memberikan makanan bergizi,” ungkap Cici.

Meski demikian, program ini menghadapi tantangan besar, termasuk masalah kekurangan gizi, defisiensi zat gizi mikro, obesitas, hingga kematian ibu dan anak. Berdasarkan data Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Angka Kematian Ibu (AKI) pada 2024 tercatat 82,56 per 100.000 kelahiran, lebih rendah dari target 93,34. Angka Kematian Bayi (AKB) juga menurun dari 3.938 kasus pada 2023 menjadi 3.754 kasus di 2024.

Namun, stunting tetap menjadi perhatian. Data e-PPGBM menunjukkan rata-rata prevalensi stunting di Jawa Timur Januari-November 2024 mencapai 5,96 persen, turun 0,08 persen dari periode Januari-Juni 2024. Meski sudah berada di bawah target nasional 14 persen, percepatan penurunan masih diperlukan.

“Program MBG sejalan dengan upaya pengentasan stunting di tingkat nasional dan daerah. Namun, Dinas Kesehatan tidak bisa bekerja sendiri. Kami membutuhkan kolaborasi lintas sektor,” tambah Cici.

Selain stunting, anemia pada anak sekolah dasar juga menjadi fokus. Pada 2023, prevalensi anemia di kelompok ini mencapai 0,52 persen, namun meningkat menjadi 0,14 persen di triwulan ketiga 2024.

Program MBG diinisiasi oleh PT Frisian Flag Indonesia dengan moto Nourishing Indonesia to Progress. Berdasarkan survei South East Asian Nutrition Surveys (SEANUTS) II di Indonesia, Malaysia, Vietnam, dan Thailand, ditemukan bahwa anak-anak di Indonesia masih menghadapi tantangan gizi seperti kekurangan kalsium dan vitamin D, stunting, anemia, hingga kelebihan berat badan.

“Masih banyak anak-anak yang tidak tercukupi gizinya. MBG tidak hanya memberikan makanan, tetapi juga edukasi gizi, termasuk pentingnya susu. Susu kaya vitamin D dan kalsium yang sangat penting untuk pertumbuhan anak,” jelas Corporate Communication Manager Frisian Flag Indonesia, Fetti Fadliah.

Sejak 2013, Frisian Flag telah menjangkau 2,5 juta anak melalui program ini. Baru-baru ini, program MBG menyasar 10 sekolah di Cikarang, Jawa Barat, dengan total 350 siswa dari delapan SD dan dua SMP.

Wakil Ketua Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKM Universitas Indonesia, Prof. Dr. drg. Sandra Fikawati, MPH, menilai konsumsi susu di Indonesia masih rendah, hanya 16 liter per kapita per tahun, jauh dibandingkan Belanda yang mencapai 250 liter.

“Kampanye menghentikan konsumsi susu bisa berdampak buruk pada pertumbuhan anak, terutama dalam masa emas pertumbuhan. Konsumsi susu perlu dilengkapi dengan edukasi tentang gizi seimbang,” ungkap Sandra.

Ia menegaskan bahwa susu merupakan salah satu makanan alami yang paling praktis dan bermanfaat, seperti yang disebutkan dalam Surah An-Nahl ayat 66.

Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Timur, Lutfil Hakim, menilai media memiliki peran strategis dalam mendukung keberhasilan MBG. Menurutnya, pers harus mampu memberikan edukasi sekaligus kritik yang konstruktif terhadap pelaksanaan program ini.

“Media perlu memahami aturan, regulasi, dan mekanisme program sebelum menyampaikan kritik atau edukasi. Dengan begitu, media dapat menjadi bagian dari solusi,” tegas Lutfil.

Rachmat Hidayat, Kepala Biro LKBN Antara Jawa Timur sekaligus moderator diskusi, menilai MBG bukan hanya program kesehatan, tetapi juga upaya menciptakan ekosistem sosial dan ekonomi yang berkelanjutan.

“Program ini melibatkan sektor pertanian lokal, membuka lapangan kerja, dan mendukung kearifan lokal. Ini menunjukkan bahwa MBG adalah langkah strategis untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tutup Rachmat.(*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Dani
Editor: Gagah Saputra


No More Posts Available.

No more pages to load.