KabarBaik.co- Alhamdulillah! Setelah melaksanakan puncak ibadah haji di Makkah, mulai wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah, lempar jumrah di Mina dan dilanjutkan tawaf ifadah serta sai, Senin (9/6) saya bersama rekan media dari sejumlah negara melanjutkan perjalanan ke Kota Madinah. Berziarah ke Nabi Muhammad SAW, manusia termulia.
Sebelumnya, kami juga berkesempatan untuk ke Masjid Quba. Jaraknya sekitar 4-5 kilometer dari Masjid Nabawi. Di sini, saya merasakan langsung denyut nadi perubahan dan pembangunan yang mengubah wajah salah satu tempat ibadah paling bersejarah dalam Islam ini. Apa yang saya saksikan saat ini bukan sekadar renovasi biasa. Tapi, sebuah perluasan terbesar dalam frame sejarah Masjid Quba.
Berdasarkan informasi, dari luas yang sebelumnya sekitar 5.000 meter persegi, masjid ini akan diperluas hingga mencapai 50.000 meter persegi. Artinya, kapasitas jemaah yang semula dalam kisaran puluhan ribu, nanti diproyeksikan bisa menampung hingga 66.000 jamaah. Ini tentu sebuah peningkatan yang luar biasa.
Proyek ini digagas langsung oleh Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman. Ini benar-benar menunjukkan komitmen Kerajaan untuk memfasilitasi umat Islam dari seluruh dunia yang datang ke tanah suci. Saya melihat sendiri bagaimana area sekitar masjid yang dulu mungkin padat oleh bangunan-bangunan lama, kini perlahan mulai ditata ulang, membuka ruang yang lebih luas untuk perluasan.
Begitu melangkah masuk ke masjid mulia ini, suasana khusyuk langsung menyelimuti. Meski di luar terasa sedikit riuh oleh para peziarah, di dalam masjid yang dibangun kali pertama oleh Nabi Muhammad SAW tetap tenang dan damai. Lantainya bersih dan mengkilap, memantulkan cahaya lembut yang masuk dari jendela-jendela.
Saya melihat para jemaah dari berbagai belahan dunia khidmat melaksanakan salat Sunnah. Memenuhi serambi-serambi masjid. Seperti diketahui, siapa yang melaksanakan salat di dalamnya, maka berpahala setara dengan umrah.
Desain arsitektur aslinya yang menawan tampak masih terjaga dengan baik, dengan kubah-kubah putih yang ikonik dan menara-menara yang menjulang tinggi, memberikan kesan megah sekaligus menenangkan. Pilar-pilar di dalam masjid kokoh dan terawat, beberapa di antaranya dihiasi kaligrafi indah yang menambah nuansa religius.
Area salat utama terlihat sangat terawat, dengan karpet-karpet tebal yang nyaman. Meskipun rencana perluasan besar-besaran sedang berjalan, pengalaman beribadah di dalam masjid tidak terganggu. Saya membayangkan betapa lebih luas dan nyamannya masjid ini kelak. Fasilitas seperti tempat wudu dan kamar mandi juga tampak bersih dan teratur, menunjukkan perhatian terhadap detail kenyamanan pengunjung.
Yang paling menarik perhatian, saya mendapat data bahwa proyek perluasan besar-besaran Masjid Quba ini tidak hanya berfokus pada perluasan fisik semata. Pemerintah Arab Saudi juga memperhatikan aspek sejarah dan warisan.
Kabarnya, telah ada upaya serius untuk mengintegrasikan dan melestarikan 57 situs bersejarah yang tersebar di sekitar area masjid. Termasuk sumur-sumur kuno, lahan pertanian, dan bahkan “jalur kenabian” yang memiliki nilai sejarah dan agama yang terbilang tidak ternilai. Sekali lagi, ini menunjukkan bahwa di tengah modernisasi, Kerajaan tetap menjaga erat akar sejarah.
Jaringan jalan juga tengah dikembangkan. Begitu pula dengan sistem keamanan. Semua demi kenyamanan dan keselamatan para jemaah. Bahkan, kabarnya ada rencana untuk membangun “Quba Center” sebagai monumen sejarah di dekat masjid, yang akan tetap mempertahankan arsitektur asli dan gaya perkotaan Madinah.
Meskipun belum ada informasi pasti mengenai kapan proyek raksasa ini akan rampung sepenuhnya, getaran pembangunan sudah sangat terasa di setiap sudut. Ini adalah pemandangan yang membanggakan. Masjid Quba, yang merupakan masjid pertama yang dibangun oleh Rasulullah SAW, akan semakin megah dan siap menyambut jutaan Muslim dari seluruh penjuru dunia. (*)