Menapaki Jejak KH. Muh. As’ad Umar, Sang Pembaharu Pendidikan Pesantren dari Jombang

oleh -425 Dilihat
df2e2b7c 513a 4df4 804c 90401a759185
Rohmadi, penulis buku Pemikiran KH. Muh. As’ad Umar Pendidikan Pondok Pesantren di Era Modern. (Foto: Teguh)

KabarBaik.co – Sosok KH. Muh. As’ad Umar kembali menjadi sorotan dalam dunia pendidikan pesantren. Kiprah dan pemikirannya dibedah dalam forum diskusi buku berjudul “Pemikiran KH. Muh. As’ad Umar: Pendidikan Pondok Pesantren di Era Modern” karya Rohmadi, yang digelar di Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu) Jombang.

Acara yang berlangsung di Meeting Room 1 Unipdu ini dihadiri berbagai kalangan, mulai dari akademisi, mahasiswa, santri, hingga siswa. Dalam forum dialog interaktif tersebut, para peserta diajak mengenang sekaligus merefleksikan warisan pemikiran KH. As’ad Umar, sosok kiai visioner dan pendiri sejumlah lembaga pendidikan unggulan di Jombang.

Rohmadi, penulis buku sekaligus jurnalis senior, mengungkapkan bahwa KH. As’ad bukan hanya ulama alim dalam ilmu agama, tetapi juga manajer andal dalam membangun sistem pendidikan berbasis pesantren.

“Beliau adalah kiai sosiologis, pemimpin yang futuristik dan dicintai umat. Banyak inisiatif beliau yang sudah dilakukan jauh sebelum reformasi pendidikan digaungkan secara nasional,” ujar Rohmadi pada Minggu (15/6).

Buku setebal 107 halaman ini mencatat berbagai langkah pembaruan yang dilakukan KH. As’ad Umar, termasuk pendirian SMA Darul Ulum 2 Unggulan BPPT Jombang pada 1990, dan Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum (Unipdu) yang menjadi bukti nyata visinya.

Putra sulung KH. As’ad, KH. Zaimuddin Wijaya As’ad atau yang akrab disapa Gus Zuem, turut hadir sebagai pembanding dalam bedah buku tersebut. Ia mengaku buku ini seolah menjadi dokumentasi hidup sang ayah.

“Seperti menonton potongan video perjuangan beliau. Buku ini bukan hanya berisi gagasan, tapi juga potret nyata transformasi pendidikan pesantren,” ucap Gus Zuem.

Wartawan senior Yusron Aminulloh yang juga hadir sebagai pembahas menyoroti inklusivitas dan keterbukaan KH. As’ad Umar yang disebut tidak segan berguru kepada siapa pun, termasuk non-Muslim, demi peningkatan mutu pendidikan.

“Beliau sangat terbuka, tidak membedakan latar belakang agama atau budaya. Ini adalah contoh kepemimpinan yang sangat inklusif,” ungkap Yusron.

Salah satu warisan terpenting KH. As’ad adalah keberaniannya memadukan kurikulum pesantren dengan pendidikan umum. Langkah yang saat itu tergolong progresif ini diyakini justru memperkuat identitas pesantren di tengah arus modernisasi.

Bedah buku ini menjadi momen penghormatan atas kontribusi besar KH. Muh. As’ad Umar dalam merumuskan pendidikan pesantren yang adaptif dan kontekstual.

“Beliau tidak hanya meninggalkan lembaga, tapi juga nilai-nilai yang terus hidup,” tutup Rohmadi.(*)

 

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Teguh Setiawan
Editor: Andika DP


No More Posts Available.

No more pages to load.