Menguak Misteri Weton Pahing: Simbol Kekuatan dan Sensitivitas di Bulan Suro

oleh -1173 Dilihat
weton pahing

KabarBaik.co- Dalam tradisi masyarakat Jawa, weton dipercaya memiliki pengaruh besar terhadap karakter, nasib, dan perjalanan hidup seseorang. Salah satu weton yang kerap menjadi sorotan adalah Pahing—sebuah hari pasaran dalam penanggalan Jawa yang diyakini menyimpan makna simbolis dan kekuatan spiritual yang luar biasa.

Tak hanya itu, weton Pahing juga memiliki hubungan yang erat dengan bulan Suro, bulan pertama dalam kalender Jawa yang dikenal sebagai waktu sakral dan penuh laku prihatin. Keduanya, baik weton Pahing maupun bulan Suro, dipercaya memuat energi kuat yang saling berkelindan dan patut dihormati. Makna dan Mitos Weton Pahing:

  1. Simbol Kekuasaan dan Kewibawaan

Orang yang lahir di hari Pahing dipercaya memiliki aura kewibawaan kuat. Mereka sering dianggap cocok menjadi pemimpin, guru, atau tokoh masyarakat. Weton ini juga dikaitkan dengan keberuntungan dalam strategi dan kepemimpinan.

2. Watak Kuat dan Keras

Individu berweton Pahing dikenal tegas, keras kepala, dan sulit dipengaruhi. Namun mereka juga berani, pekerja keras, dan memiliki tekad yang kuat dalam menghadapi berbagai tantangan hidup.

3. Energi Spiritual Tinggi

Banyak yang percaya bahwa hari Pahing mengandung energi gaib yang tinggi. Tak heran jika banyak tokoh spiritual, dukun, atau orang pintar yang lahir di hari ini. Mereka diyakini punya koneksi batin yang kuat dengan dunia tak kasatmata.

4. Cocok dan Tidak Cocok dalam Pernikahan

Dalam tradisi perjodohan Jawa, orang berweton Pahing tidak disarankan menikah dengan sesama Pahing atau Pon, karena dikhawatirkan menimbulkan konflik batin dan kesialan jika tidak dilakukan ruwatan atau perhitungan khusus.

5. Weton yang Harus Dijaga

Energi keras dalam weton Pahing membuat orang tua zaman dulu sering memberi nama khusus atau tirakat ringan kepada anak-anak Pahing, agar tidak tumbuh menjadi pribadi yang mudah berselisih atau membawa hawa “panas” dalam keluarga.

Kaitan Weton Pahing dengan Bulan Suro

Dalam budaya Jawa, bulan Suro adalah masa perenungan, laku spiritual, dan waktu di mana makhluk halus diyakini lebih aktif. Ini menjadikan bulan Suro sebagai periode yang “berat” secara energi, terlebih bagi mereka yang lahir di weton-weton tertentu, termasuk Pahing.

1. Meningkatnya Energi Batin dan Sensitivitas Gaib

Karena Pahing sendiri sudah membawa muatan spiritual tinggi, saat memasuki bulan Suro, orang berweton ini cenderung lebih peka terhadap energi gaib, mudah gelisah, bahkan mengalami badan pegal-pegal atau tidak enak badan, khususnya saat malam hari.

2. Waspada Terhadap Gangguan Halus

Ada kepercayaan bahwa individu Pahing harus lebih berhati-hati di bulan Suro. Hindari aktivitas malam, perjalanan jauh, atau berada di tempat sepi karena lebih rentan terhadap gangguan dari makhluk halus.

3. Tirakat dan Penyucian Diri

Untuk meredam potensi benturan energi, disarankan bagi mereka yang lahir di hari Pahing untuk melakukan tirakat, seperti:

  • Puasa mutih
  • Tapa bisu
  • Meditasi malam hari
  • Mandi kembang setaman sebagai simbol penyucian diri dari energi negatif

Weton Pahing dan bulan Suro adalah dua unsur penting dalam kosmologi Jawa yang sarat dengan makna spiritual dan budaya. Keduanya mengajarkan kita untuk lebih eling (ingat) dan waspada dalam menjalani hidup. Meskipun bagi sebagian orang ini hanyalah mitos, kepercayaan terhadap weton tetap menjadi warisan luhur yang membentuk cara pandang masyarakat terhadap kehidupan.

Apa pun weton dan bulannya, yang terpenting adalah bagaimana kita membangun karakter, menjaga niat baik, dan terus berbuat manfaat bagi sesama. Karena pada akhirnya, nasib bukan hanya ditentukan oleh hari lahir, tetapi oleh usaha, doa, dan tindakan kita sendiri.

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Marzel Aditiansyah
Editor: Lilis Dewi


No More Posts Available.

No more pages to load.