Menteri Lingkungan Hidup Dukung Bupati Trenggalek Wujudkan Arboretum Bambu Terlengkap di Indonesia

oleh -357 Dilihat
70a4ac04 a45d 401e 8c6d 49b515674346 scaled
Pertemuan Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin dengan rombongan Menteri Lingkungan Hidup RI. (Foto: Vrendy Wahyu Pradana)

KabarBaik.co – Program Bupati Trenggalek Mochammad Nur Arifin mewujudkan Arboretum Bambu terlengkap mendapat dukungan dari Hanif Faisol Nurofiq selaku Menteri Lingkungan Hidup.

Dukungan tersebut tampak jelas saat Hanif turut dalam penanaman bambu di Trenggalek, Sabtu (21/12) kemarin. Rombongan menanam beberapa jenis bambu di Arboretum, Kebun Bambu Dilem Wilis, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek.

Ada beberapa rangkaian kegiatan dilakukan oleh Menteri Lingkungan Hidup ini mulai dari menanam pohon di Kabupaten Ponorogo kemudian dilanjutkan ke Kabupaten Trenggalek.

Di Ponorogo ada 10 ribu bibit yang merupakan tanaman hutan dan buah-buahan, sedangkan khusus untuk di Trenggalek sebanyak lebih dari 20 ribu pohon merupakan bambu semu. Dikarenakan Hanif ingin mendukung upaya bupati Trenggalek yang ingin punya Arboretum Bambu terlengkap.

Menteri Lingkungan Hidup juga mengapresisasi upaya bupati Trenggalek dalam menanam bambu karena ingin menata kelola air di dalam tanah. Selain itu bambu juga dipercaya mampu mengikat tanah dan membantu tanah menahan tekanan tanah gerak ataupun longsor.

“Bupati Trenggalek kini semakin memperkuat pengaturan tata air dengan menanam bambu. Jadi, pak bupati mengoleksi berbagai macam tanaman bambu di seluruh Indonesia. Pak bupati ingin ini menjadi Arboretum terlengkap di Indonesia dan itu akan kita dukung sepenuhnya,” kata Hanif.

Tetapi yang paling utama dengan penanaman bambu ini, bupati Trenggalek ingin mengajarkan bahwa pengelolaan daerah hulu sungai menjadi sangat penting untuk mengatur tata air. Ini salah satu juga yang disinyalir akan mengurangi tekanan-tekanan tanah longsor melalui akarnya bambu.

Bambu yang ditanam, akarnya bisa mencapai 1 meter hingga 2 meter ke dalam tanah. Sehingga top soil yang tidak terlalu dalam atau tidak terlalu banyak di Trenggalek ini bisa terikat kuat di dalam rangkaian bambu.

“Tentu banyak hal yang telah dilakukan di sini, untu mendorong terus upaya Bapak bupati untuk menyelesaikan kegiatan reboisasi, rehabilitasi di Kabupaten Trenggalek,” tandasnya.

Kabupaten Trenggalek secara umum, merupakan kabupaten yang tutup hutannya relatif besar dibandingkan dengan kabupaten yang lain. Hampir 55-56 persen untuk kawasan tanah Trenggalek itu merupakan tanah tutupan hutan diketahui hampir 65 ribu hektare.

Namun, Trenggalek masih memiliki lahan kritis hampir mencapai 21 persen, menurut hitungan dari KLHK.

“Ini tentu yang di sampaikan pak bupati tadi, ketika berbicara dengan saya, kita akan bersama-sama dengan pak bupati menyelesaikan ini secara bertahap,” ujarnya.

Kabupaten Trenggalek juga memiliki garis pantai 8 kilometer lebih yang kemudian di sabuk oleh hutan mangrove dan akan ditingkatkan kapasitas mangrove di Kabupaten Trenggalek.

Akan ada tim yang kemudian untuk mengevaluasi segera, sama dengan Ponorogo yang akan bekerjasama untuk mengevaluasi kondisi ini dengan mengambil langkah-langkah segera terkait dengan pemulihan dan peningkatan kapasitas lingkungan di Kabupaten Trenggalek.

“Kita bangga Trenggalek di sepanjang jalan tadi relatif hijau. Dan berdasarkan citra hampir 56 persen luas daratan Trenggalek adalah tutupan hutan. Jadi ini upaya jenius bapak bupati yang perlu kita dukung semua dari pusat dan juga ada bapak kepala dinas lingkungan hidup di provinsi, kita harap secara bersama-sama kita menyelesaikan, meningkatkan kualitas tutupan lahan di Kabupaten Trenggalek yang terutama,” tuturnya.

“Kita yakin bahwa alam ini akan memberikan jawaban sejujurnya terkait dengan perlakuan kita. Bencana hidrometeorologi dapat teratasi dengan meningkatkan kapasitas lingkungan kita. Tekhnologi apapun tidak bisa mengelola tata air di dalam tanah kecuali dengan tanaman. Hanya itu yang bisa kita lakukan dan kita terima kasih, atas upaya kita semuanya. Dengan respon cepat dari kejadian ini kita dukung,” sambungnya.

“Dengan musim hujan ini kita bersama dengan pak bupati berkomitmen meningkatkan jumlah tanaman kita dengan terus meningkatkan penanamam sehingga menambah tanaman tutupan lahan kita,” tutup Menteri Lingkungan Hidup.

Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin saat mendampingi kunjungan Menteri Lingkungan Hidup merasa bahagia. “Terima kasih telah membantu Kabupaten Trenggalek saat ini,” ujar Mas Ipin, sapannya.

Bupati Trenggalek meyakini dengan menaman pohon yang telah dilakukannya dan Kementerian Lingkungan Hidup maupun semua pihak yang terlibat akan menjadi amal jariah yang tak terputus.

“Manfaatnya mungkin tidak sekarang tapi akan dirasakan oleh anak cucu kita mendatang,” tambahnya.

Menceritakan pengalamannya saat dilantik menjadi wakil bupati kala itu, ada warga setempat yang berkeluh kesah dimana saat jaman pengelolaan Belanda dulu warga sekitar bisa menikmati penghasilan dari perkebunan kopi.

Merenung akan ucapan warga tersebut, ini menjadikan pelecut bupati Trenggalek untuk bisa memperbaiki Perkebunan Dilem Wilis agar kebermanfaatannya bisa dirasakan oleh masyarakat.

Patut dirasakan dengan perbaikan yang dilakukan, kebermanfaatan ini sudah mulai terasa oleh masyarakat. Dalam waktu dekat ada lahan sekitar 20 hektar yang akan dibangun sebagai kampus hijau salah satu perguruan tinggi. Harapannya ini bisa mengungkit perekonomian masyarakat sekitar.

Melaporkan kepada Menteri Lingkungan Hidup, Mas Ipin mengatakan, “Dilem Wilis ini menentukan hampir separuh kehidupan masyarakat di Trenggalek. Kalau area ini bagus, vegetasinya bagus, sumber daya manajemen airnya bisa terjaga, maka bencana di bawah bisa dikurangi. Ekonomi bisa berjalan dan kita tidak perlu menanggung yang namanya disaster cost“.

Karena hampir 30 persen suplai air di Trenggalek disumbang dari air yang ada di Selingkar Wilis ini. Ekonomi yang ditopang kopi dan ekonomi bambu di Trenggalek itu juga menjadi ekonomi yang menghidupi banyak sekali masyarakat. Khususnya ibu ibu.

Sebagian ibu-ibu itu sehari-hari ada yang hanya menganyam bambu, reyengnya atau hasil anyamannya ini digunakan untuk masyarakat jualan ikan pindang. Terus wadah untuk hajatan, parcel dan yang lainnya. Mereka itu ekonominya dari Bambu.

Yang kreatif anak-anak muda sudah bisa ekspor dengan jualan sedotan Bambu, jualan basket dan lain sebagainya.

Bupati Trenggalek berharap kepada Menteri Lingkungan Hidup, ekonomi dan ekologi itu bisa berjalan beriringan. Tidak harus ada anggapan kala hutannya tidak diapa-apakan tidak dimanfaatkan maka mau makan apa. Karena pihaknya melihat yang maju itu adalah daerah dengan industrialisasi, daerah dengan industri ekstraktif. Daerah dengan instrumen konkrit di mana-mana.

“Kata pak Mentri ada daerah yang ditengah-tengah hutan yang bisa kaya dengan emas hijau yaitu ekonomi karbon. Untuk itu kenapa ini saya giatkan, karena saya ikut dawuhnya pak menteri,” tutup Mas Ipin. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Vrendy Wahyu Pradana
Editor: Andika DP


No More Posts Available.

No more pages to load.