KabarBaik.co – Di bawah sorotan lampu megah Whiz Luxe Hotel Surabaya, Redaksi KabarBaik.co merayakan usia yang kedua tahun. Momen ini bukan sekadar perayaan angka, tetapi sebuah deklarasi tegas tentang pentingnya “Narasi Baik” yang menjadi denyut nadi media ini.
Pada panggung yang sama, hadir sebuah kisah kontribusi nyata yang datang dari jantung industri vital: Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara (Jabanusa), yang baru saja menorehkan prestasi membanggakan dengan meraih Anugerah Sapta Aghita 2025 Kategori Inisiator Penghijauan Lingkungan Berkelanjutan Terbaik.
Penghargaan ini menjadi simbol harmoni antara upaya keras industri dalam menopang ketahanan energi nasional dan komitmennya terhadap kelestarian bumi. Diwakili oleh Dimas, yang menerima Anugerah Sapta Aghita tersebut, SKK Migas Jabanusa membuktikan bahwa peran strategis penopang energi tak harus berdiri kontras dengan tanggung jawab lingkungan.
Jabanusa: Pahlawan Senyap di Balik Dapur Energi Nasional
Selama ini, ketika publik membicarakan kontribusi terbesar terhadap penerimaan hulu migas nasional, perhatian sering kali tertuju pada blok raksasa seperti Rokan atau Mahakam. Namun, di balik layar, KKKS di Wilayah Jabanusa memegang peran vital yang tak dapat dipandang sebelah mata.
Dari wilayah ini, energi terus mengalir, memenuhi kebutuhan masyarakat di seluruh pelosok negeri dan menjadi salah satu penopang utama Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Wilayah kerja Jabanusa adalah medan yang menantang. Dalam upaya menjaga laju produksi, KKKS Jabanusa harus menghadapi tantangan teknis, geografis, hingga sosial yang kompleks. Berbagai upaya telah ditempuh, mulai dari kegiatan pengeboran eksplorasi dan eksploitasi, workover, hingga well services, yang secara teknis mampu menahan laju penurunan alamiah dan bahkan meningkatkan produksi minyak dan gas bumi.
Angka-angka bicara jelas. Per Juni 2025, total produksi minyak bumi dari Jabanusa mencapai 181.327 Barel Oil per Day (BOPD), atau 107.57 persen dari target nasional. Kontribusi ini setara dengan 31 persen terhadap APBN. Sementara produksi gas bumi tercatat 773.5 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD), mencapai 91.5 persen target nasional atau 11 persen kontribusi terhadap APBN.
Demi menjaga momentum ini, SKK Migas dan KKKS telah merencanakan langkah ambisius pada tahun 2025. Total 12 proyek baru, dengan pembagian seimbang 6 proyek offshore dan 6 proyek onshore, telah disiapkan. Rencana pengeboran meliputi 3 sumur eksplorasi, 10 sumur eksploitasi, dan 14 proyek workover—semua demi menjaga rantai pasok energi domestik tetap prima.
Ketika Gas Menggerakkan Industri dan Proyek Raksasa Tuntaskan Janji
Pemanfaatan gas bumi dari KKKS Jabanusa saat ini didominasi untuk kebutuhan mendasar: 52,45 persen untuk kelistrikan, 28,49 persen untuk industri, dan 18,66 persen untuk pupuk. Ketersediaan gas ini adalah nyawa bagi sektor-sektor tersebut. Tercatat, lifting atau salur gas SKK Migas – KKKS wilayah Jabanusa berkontribusi sebesar 598.07 MMSCFD atau 90.92 persen terhadap APBN.
Salah satu kisah sukses terbaru yang menjadi kunci pasok energi domestik adalah proyek pengeboran Banyu Urip Infill Clastic (BUIC) di Blok Cepu. Proyek yang dioperasikan oleh ExxonMobil Cepu Limited ini menunjukkan kapasitas talenta bangsa. Selesai 10 bulan lebih cepat dari jadwal, proyek pengeboran sumur sisipan ini diperkirakan akan menyumbang hingga 30.000 barel minyak per hari.
“Pencapaian ini bukan sekadar angka di laporan. Ini adalah bukti inovasi dan kapasitas nasional,” ujar Anggono Mahendrawan, Kepala Perwakilan SKK Migas Jabanusa saat dikonfirmasi.
Dengan tambahan dari BUIC, produksi puncak Blok Cepu diproyeksikan mencapai antara 170.000 hingga 180.000 barel per hari, sebuah kontribusi yang menguatkan langkah Indonesia menuju kemandirian energi.
Dalam kesempatan perayaan KabarBaik.co ini, Kepala Perwakilan SKK Migas Jabanusa, Anggono Mahendrawan lewat pesan singkatnya menegaskan kembali filosofi yang mendasari kesuksesan di wilayah kerjanya: sinergi.
“Kami menyadari bahwa keberhasilan industri hulu migas tidak bisa dicapai sendirian. Di Jabanusa, sinergi—antara pemerintah pusat dan daerah, antara KKKS dan masyarakat, serta antara SKK Migas dan seluruh pemangku kepentingan—adalah kunci utama,” tegas Anggono.
Anugerah Sapta Aghita 2025 yang diraih SKK Migas Jabanusa, serta deretan angka produksi yang melebihi ekspektasi APBN, adalah hasil nyata dari kolaborasi efektif yang terus diupayakan melalui berbagai forum lintas sektor.
Jabanusa mungkin adalah pahlawan senyap di panggung berita utama, namun kawasan ini memainkan peran tak tergantikan. Di balik hiruk-pikuk pemberitaan, mereka menjaga kesinambungan pasokan energi, mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, memberdayakan ekonomi lokal, dan kini, melalui penghargaan lingkungan, membuktikan bahwa industri hulu migas adalah kekuatan pemersatu, penggerak pembangunan, dan pelestari bagi bumi pertiwi. (*)

 
													




