KabarBaik.co- Pohon sukun (Artocarpus altilis) telah dikenal luas di berbagai budaya, terutama di wilayah Asia dan Pasifik. Tanaman ini memiliki daun yang lebar dan buah yang kaya akan nutrisi, sehingga sering dijadikan sumber pangan. Selain manfaatnya secara ekonomi dan lingkungan, pohon sukun juga memiliki makna simbolis dalam berbagai kepercayaan. Dalam beberapa masyarakat, pohon ini dikaitkan dengan mitos tentang kesuburan, kelimpahan, serta perlindungan spiritual. Bahkan, di beberapa daerah, pohon sukun dianggap memiliki energi mistis yang dapat membawa pengaruh baik atau buruk bagi pemiliknya.
Dalam berbagai mitos dan kepercayaan tradisional, pohon sukun sering dianggap sebagai simbol kesuburan, kelimpahan, dan panjang umur. Di beberapa budaya, pohon ini juga melambangkan pemulihan serta regenerasi. Misalnya, di Nepal, pohon sukun dikaitkan dengan Dewi Ficus, yang dipercaya sebagai perwujudan dewi alam semesta yang memberikan perlindungan dan kesuburan bagi makhluk hidup. Sementara itu, di India, pohon sukun dipercaya sebagai manifestasi Dewa Banyan, yang melambangkan keabadian serta nilai-nilai spiritual. Kepercayaan ini membuat pohon sukun sering ditanam di tempat-tempat suci atau digunakan dalam ritual tertentu.
Selain memiliki makna filosofis, pohon sukun juga berperan dalam kehidupan sosial masyarakat. Mitos yang berkembang seputar pohon ini sering kali menggambarkan hubungan erat antara manusia dan alam. Pohon sukun kerap dianggap sebagai tempat bersemayamnya para dewa atau sebagai lokasi sakral yang memberikan ketenangan dan perlindungan bagi mereka yang berada di sekitarnya. Banyak orang percaya bahwa merawat pohon sukun dengan baik dapat membawa keberuntungan, kesejahteraan, dan perlindungan dari berbagai bahaya. Sebaliknya, jika pohon ini ditebang atau dirusak tanpa alasan yang jelas, dipercaya dapat membawa kesialan atau bencana bagi pemiliknya.
Di beberapa daerah di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa, pohon sukun juga sering dikaitkan dengan keberadaan makhluk halus. Masyarakat setempat percaya bahwa pohon ini menjadi tempat tinggal bagi roh-roh penunggu yang dapat menampakkan diri dalam bentuk bayangan atau suara-suara aneh pada malam hari. Oleh karena itu, tidak sedikit orang yang merasa enggan menanam pohon sukun di dekat rumah karena khawatir akan mengalami gangguan dari makhluk tak kasatmata.
Dalam budaya Jawa, pohon sukun juga memiliki makna khusus menurut Primbon, kitab tradisional yang memuat berbagai pengetahuan tentang kehidupan, nasib, dan ramalan. Menurut Primbon, pohon sukun melambangkan keberanian, kekuatan, dan perlindungan. Orang yang menanam pohon sukun di depan rumahnya diyakini memiliki keberanian yang besar serta perlindungan dari energi negatif atau gangguan makhluk halus. Selain itu, pohon ini dianggap memiliki kekuatan spiritual yang dapat memberikan aura positif bagi pemiliknya. Tak heran jika beberapa orang percaya bahwa duduk atau beristirahat di bawah pohon sukun dapat memberikan ketenangan dan energi baru.
Meskipun mitos mengenai pohon sukun begitu kuat dalam berbagai kepercayaan, setiap individu tetap memiliki kebebasan dalam menafsirkannya. Bagi mereka yang percaya, pohon sukun bukan sekadar tanaman biasa, tetapi juga simbol keberanian, perlindungan, dan kekuatan spiritual. Namun, bagi yang skeptis, pohon sukun hanya sebatas pohon yang memiliki nilai ekologis dan ekonomis. Terlepas dari kepercayaan yang dianut, pohon sukun tetap menjadi bagian penting dari alam dan budaya yang patut dihargai. Keberadaannya bukan hanya memberikan manfaat bagi manusia, tetapi juga bagi ekosistem secara keseluruhan. Oleh karena itu, terlepas dari mitos dan kepercayaan yang menyertainya, menjaga kelestarian pohon sukun tetap menjadi hal yang penting bagi keberlanjutan lingkungan.