KabarBaik.co – Upaya membangun kemandirian ekonomi desa lewat Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) hingga kini belum bisa berjalan sesuai rencana. Sebagian KDMP di Kabupaten Pasuruan masih tertahan meski sudah terbentuk di seluruh desa dan kelurahan. Alasannya karena hingga kini modal yang dijanjikan pemerintah tak kunjung cair.
Pengawas Koperasi di Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Pasuruan, Yunus, menyebut, hampir semua pengurus KDMP sudah menyiapkan konsep unit usaha. Namun, mereka masih menunggu aliran dana dari Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) yang persyaratannya dinilai cukup ketat.
”Semua sudah siap, tapi karena modalnya menunggu Himbara, akhirnya banyak yang jalan di tempat. Padahal ide usaha sudah ada,” jelas Yunus, Sabtu (6/9).
Yunus menyebutkan, ada tujuh jenis unit usaha yang disarankan untuk dibentuk di setiap KDMP. Yakni, kantor koperasi, kios sembako, unit simpan pinjam, klinik kesehatan desa, apotek desa, sistem pergudangan atau cold storage, serta sarana logistik.
”Kalau sesuai potensi lokal, bisa dikembangkan juga ke sektor pertanian, perikanan, atau wisata. Tinggal menyesuaikan dengan kekuatan desa masing-masing,” papar Yunus.
Meski demikian, Yunus mengakui ada tantangan yang cukup berat. Misalnya, izin pendirian klinik atau apotek yang membutuhkan proses panjang dan berisiko tinggi. ”Tapi kalau berhasil, justru bisa jadi penggerak ekonomi desa,” tegasnya.
Habibie, ketua KDMP Bulusari mengatakan, hingga kini koperasi yang dipimpinnya belum berjalan setelah dibentuk beberapa bulan lalu. Padahal, potensi kemandirian desa sangat berpeluang besar dengan usaha yang digeluti. “Tidak bisa bekerja karena belum ada dana untuk mendukung usaha koperasi. Rencana baru tahun depan kemungkinan menggunakan dana desa,” ucapnya.
Pemkab Pasuruan sendiri terus melakukan monitoring dan evaluasi (monev) terhadap rencana pembentukan KDMP. Yunus berharap dengan sistem bertahap dan dukungan permodalan yang jelas, KDMP bisa segera beroperasi dan menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat di akar rumput. (*)
