KabarBaik.co – Molor dan mangkraknya pembangunan jembatan penghubung Desa Tenggor – Desa Pacuh, Kecamatan Balongpanggang, Gresik berdampak signifikan terhadap aktivitas masyarakat setempat. Khususnya akses menuju sekolah dan pertanian.
Kamis (14/3), Kepala Desa (Kades) Tenggor Kowianto memimpin puluhan warganya untuk unjuk rasa di lokasi proyek. Mereka menuntut pembangunan jembatan harus segera diselesaikan. Apalagi menjelang hari raya Idulfitri 1445 Hijriah.
Warga kesal melihat proses perbaikan jembatan yang biasa menjadi akses utama, tak kunjung rampung. Kekesalan itu diluapkan dengan memasang spanduk bernada protes terhadap kontraktor.
Kowianto menyebut warga menuntut terkait pembangunan jembatan yang tidak kunjung tuntas. Padahal sudah berbulan-bulan. “Ini sudah 6 bulan sampai saat ini masih belum selesai,” tandasnya, Jumat (15/3).
Kowianto mengaku berkali-kali mendapat masukan dan keluhan masyarakat. Proyek yang molor dan mangkrak ini sangat menganggu aktivitas warga Desa Tenggor.
Akses pertanian terganggu. Anak-anak yang hendak pergi sekolah harus memutar jauh. Apa lagi akses jembatan tersebut tidak ada jembatan darurat. Ditambah lagi jalan poros desa rusak berat.
“Anak sekolah menjadi malas berangkat maklum saja karena harus putar hampir 3 kilometer,” bebernya menceritakan keluhan warga.
Pihaknya sudah sempat koordinasi dengan DPUTR Pemkab Gresik. Bahkan informasinya mereka siap untuk memberikan teguran kepada pelaksana. “Tapi sampai saat ini tidak ada tindak lanjut,” tukasnya kecewa.