Momen Halal Bihalal, Menteri PMK Pratikno Larang Bupati dan Wakil Bupati Mencari Kekayaan di Bojonegoro

oleh -334 Dilihat
IMG 20250402 WA0006 1

KabarBaik.co – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Pratikno, mengadakan acara halal bihalal saat momen pulang kampung Idul Fitri 2025 di Bojonegoro. Dalam acara tersebut, Bupati dan Wakil Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono-Nurul Azizah, mendapat pesan khusus dari Pratikno yang merupakan kakak kandung Setyo Wahono.

Dalam acara yang dihelat di Gedung Olahraga (GOR) Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro tersebut itu, Pratikno hadir didampingi sang istri. Menteri kelahiran Desa Dolokgede, Bojonegoro ini bercerita tentang berdirinya lembaga swasta Ademos yang ia dirikan pada 2007 silam sebagai sebuah perkumpulan dan berkiprah hingga saat ini.

Pratikno juga menceritakan tentang berdirinya Yayasan Mannah. Mannah merupakan akronim dari Kariman dan Kasminah, yakni gabungan dari nama kedua orang tua Pratikno. Lembaga yang fokus bergerak di bidang pendidikan itu dibiayai menggunakan dana pribadinya. Kegiatannya meliputi bidang seni, budaya, dan sosial.

Soal pendidikan, Pratikno sempat menyentil tentang pembangunan SDN Dolokgede. Menurutnya, pihak sekolah pernah mengirim proposal saat kondisi sekolah hampir ambruk. Karena hanya mendapat bantuan untuk dua lokal, Pratikno kemudian membangun SDN Dolokgede menggunakan dana pribadinya.

“Pembangunan SDN Dolokgede saat itu saya gunakan untuk menampar pemkab ketika itu, waktu bupatinya masih yang lama sebelum ini,” kata Pratikno tanpa menyebut nama, namun hadirin tampak memahami dan menyambut dengan gelak tawa.

“Saya berharap Pak Bupati dan Ibu Wakil Bupati Bojonegoro jangan melakukan itu lagi sebab itu dosa jariyah, (sebaliknya) berbuatlah untuk amal jariyah,” pesan Pratikno.

Menko PMK yang menjabat sejak 21 Oktober 2024 itu lalu membandingkan antara kekuatan dana pemkab dengan perputaran uang Ademos yang hanya di kisaran Rp 2-3 miliar saja, tetapi dapat digunakan membiayai berbagai kegiatan. “Apalagi Yayasan Mannah, cuma urunan (patungan) pribadi saya dan adik saya, tetapi (berbeda) dengan Kabupaten Bojonegoro punya uang yang besar Rp 7,9 triliun. Maka kami berharap Pak Bupati dan Ibu Wakil Bupati mewakafkan, waktu, tenaga, dan pikirannya untuk amal jariyah,” tegas Pratikno.

Dia juga berpesan agar di Bojonegoro jangan lagi ada stunting, jangan lagi ada kemiskinan yang meningkat, jangan lagi ada pertumbuhan ekonomi hanya separuh dari pertumbuhan ekonomi rata-rata daerah lain se Jawa Timur. “Jangan mencari kekayaan di Bojonegoro, tapi berbuatlah untuk Bojonegoro,” ungkap Pratikno.

Sementara itu, Setyo Wahono dan Nurul Azizah meminta sejumlah tokoh diaspora yang hadir seperti Bappeda Provinsi Jawa Timur, rektor dari berbagai kampus di luar kota dan Universitas Bojonegoro untuk membantu menjawab persoalan Bojonegoro.

Sedangkan, Nurul Azizah memaparkan persoalan kemiskinan, pendidikan, IPM, dan pertumbuhan ekonomi di Bojonegoro yang berada di rangking 38 se Jatim. “Salah satu ide besar Pak Bupati yang kami segera terapkan yakni nanti pada APBD Perubahan 2025 kami gunakan dari efisiensi anggaran adalah untuk pemberian bantuan ayam petelur kepada warga miskin, 1 KK diberikan 50 ekor ayam,” pungkasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Shohibul Umam
Editor: Hairul Faisal


No More Posts Available.

No more pages to load.