KabarBaik.co – Pemerintah Kabupaten Bojonegoro mulai menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2026 dengan menekankan pentingnya sinergi lintas sektor dan antarlembaga.
Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono, menegaskan bahwa perencanaan pembangunan daerah tidak boleh dilakukan secara sektoral, melainkan harus berbasis pada permasalahan riil yang dihadapi masyarakat.
“Perencanaan pembangunan ke depan harus benar-benar matang. Tidak cukup hanya sebatas penyerapan anggaran, tapi juga harus berbasis pada masalah yang dihadapi masyarakat seperti kemiskinan, stunting, dan pengangguran,” ujar Bupati Wahono, Rabu (30/7).
Dalam RKPD 2026, Pemkab Bojonegoro menetapkan sektor pertanian dan pengelolaan sumber daya air sebagai prioritas utama. Program pembangunan dan perbaikan embung, normalisasi sungai, serta peningkatan fungsi cek dam menjadi fokus utama guna mendukung ketahanan pangan dan pengelolaan air berkelanjutan. Bupati juga menekankan pentingnya komunikasi efektif antar Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk memastikan pelaksanaan program berjalan selaras dan efisien.
Selain pertanian, pengembangan kawasan kota kecamatan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru turut menjadi agenda strategis. Di sektor kesehatan, Pemkab menargetkan peningkatan status dua rumah sakit daerah, yakni RSUD Sosodoro Djatikoesoemo menjadi Tipe A pada tahun 2026 dan RSUD Padangan menjadi Tipe B pada tahun 2028.
Menurut Wahono, untuk menjaga stabilitas harga dan kesejahteraan petani, Pemkab Bojonegoro juga mendorong pembentukan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pangan. Lembaga ini diharapkan menjadi offtaker hasil panen sekaligus pelaksana hilirisasi produk pertanian, guna meminimalkan risiko gagal panen dan fluktuasi harga di pasar.
Dari aspek ekonomi dan sosial, lanjut Wahono, peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) serta penurunan angka pengangguran menjadi indikator kinerja utama. Bupati meminta seluruh OPD untuk menetapkan target yang terukur dan mendorong kolaborasi lintas sektor guna mempercepat pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.
“Kita tidak bisa bekerja sendiri-sendiri. Semua harus berjalan dalam satu visi dan misi besar untuk menjawab harapan masyarakat Bojonegoro, menuju kabupaten yang lebih maju, berdaya saing, dan sejahtera,” tegas Wahono. (*)