Mutilasi Pacet Lebih Keji dari Tragedi Koper Merah

oleh -2180 Dilihat
TAS scaled
Korban Tiara Angelina Saraswati (Foto IST)

KabarBaik.co- Jawa Timur kembali dikejutkan kasus mutilasi yang mengguncang nurani publik. TAS alias Tiara Angelina Saraswati, 25, perempuan asal Made, Lamongan, ditemukan tewas mengenaskan dengan tubuh terpotong hingga 65 bagian di kawasan Jurang Pacet, Mojokerto. Polisi bergerak cepat dan menangkap pelaku yakni Alvi Maulana, 24, yang disebut adalah kekasih korban.

Alvi ditangkap tim Resmob Polres Mojokerto pada Minggu (7/9) dini hari di sebuah tempat kos, kawasan Lidah Wetan, Lakarsantri, Surabaya. Identitasnya terungkap sebagai alumnus Universitas Trunojoyo Madura (UTM), kelahiran Bangko, 26 Juli 2001, dan tercatat sebagai warga Dusun Aik Paing Tengah, Desa Aek Paing, Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhan Batu, Sumatera Utara (Sumut).

Informasi yang dihimpun, Alvi dan Tiara menjalin hubungan sebagai suami-istri siri. Keduanya akrab karena sama-sama pernah kuliah di UTM. Kabar lain yang memilukan bahwa korban diduga tengah hamil sebelum dihabisi pelaku. Polisi menemukan potongan tubuh korban sebagian besar berupa daging dan kulit, sementara hanya kaki kiri dan telapak tangan yang masih utuh. Fakta ini menegaskan betapa sadisnya cara pelaku memperlakukan jasad orang yang seharusnya ia lindungi.

Kendati Polres Mojokerto masih melakukan penyidikan lebih lanjut, namun hampir dipastikan Alvi bakal dijerat dengan Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman mati atau penjara seumur hidup. Namun, kepastiannya tentu menunggu keterangan resmi dari pihak berwenang. Termasuk mendalami motif sebenarnya dan memastikan apakah ada pihak lain yang turut terlibat.

Tragedi Serupa: Kasus Antok dan Uswatun

Kasus mutilasi TAS ini seketika mengingatkan publik pada tragedi lain yang relatif belum lama terjadi. Yakni, pada Januari 2025. Saat itu, Antok, pria asal Kediri, membunuh kekasihnya Uswatun setelah cekcok di kamar 301 Hotel Adisurya. Rasa cemburu, sakit hati karena hinaan, serta ketersinggungan pribadi mendorong Antok mencekik korban hingga tewas.

Tak berhenti di situ, Antok lantas memutilasi jasad Uswatun selama lima jam menggunakan pisau buah. Potongan tubuh kemudian dimasukkan ke dalam koper merah dan disebar ke tiga lokasi berbeda: Ngawi, Ponorogo, dan Trenggalek, yang ditemukan antara 23–26 Januari 2025.

Polisi mengamankan sejumlah barang bukti mulai dari koper merah, pisau buah, hingga mobil Suzuki Ertiga milik korban yang dijual Antok seharga Rp 53 juta. Rekaman CCTV hotel saat itu memperlihatkan Antok tidak sendirian, melainkan ada satu orang lainnya.

Rekonstruksi kasus pada 27 Februari 2025 memperagakan 120 adegan, dengan 80 adegan berlangsung di hotel. Di meja sidang, jaksa menilai perbuatan Antok dilakukan secara terencana, sadis, dan tanpa faktor meringankan. Terdakwa dijerat Pasal 340 KUHP dengan ancaman hukuman mati, ditambah pasal penganiayaan berat serta pencurian dengan kekerasan. Kini, Antok tinggal menunggu putusan akhir hakim yang akan menentukan nasibnya.

Dua kasus mutilasi di Jawa Timur itu setidaknya menyingkap satu benang merah. Bahwa, konflik emosional yang dibiarkan berlarut bisa berubah menjadi kejahatan keji. Dari masalah cemburu, hinaan, hingga persoalan finansial, semua meledak menjadi kekerasan yang merenggut nyawa. Sejumlah kalangan menekankan pentingnya kendali emosi, komunikasi sehat, serta akses konseling bagi masyarakat dalam menyelesaikan masalah personal. Aparat juga diharapkan menindak tegas pelaku untuk memberi efek jera sekaligus menegaskan bahwa kekerasan ekstrem tidak bisa ditoleransi.

Kini, publik menanti perkembangan hukum terhadap Alvi Maulana serta putusan vonis terhadap Antok. Namun, lebih dari sekadar hukuman, dua tragedi ini mesti membuka mata semua pihak bahwa tanpa pengendalian diri dan penyelesaian konflik yang sehat, rasa sakit hati bisa berubah menjadi kekejian yang merusak kehidupan banyak orang. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Editor: Supardi


No More Posts Available.

No more pages to load.