KabarBaik.co – Warga Ngawi, Kediri dan Blitar digemparkan oleh kasus mutilasi sadis yang dilakukan Rohmad Tri Hartanto (RTH) alias Antok terhadap seorang sales kosmetik bernama Uswatun Khasanah. Pelaku menunjukkan sikap tenang tanpa penyesalan setelah menghabisi nyawa korban dengan cara keji. Bahkan, ia terlihat santai saat membawa koper berisi potongan tubuh korban dari hotel.
Direktur Ditreskrimum Polda Jatim, Kombes Pol Farman, mengatakan bahwa sikap tenang Rohmad saat ditangkap di Madiun beberapa waktu lalu membuat polisi mempertimbangkan untuk memeriksakan kejiwaannya.
“Setahu kami seperti itu. Yang bersangkutan tenang dan tidak menunjukkan penyesalan saat ditangkap,” ujarnya, Selasa (28/1).
Polisi menyatakan fokus utama saat ini adalah mendalami lebih jauh kasus tersebut. Selain menggali motif di balik pembunuhan kejam ini, polisi juga mengusut kemungkinan adanya keterlibatan pihak lain.
“Masih kami pertimbangkan (ke psikolog/psikiater). (Saat ini) masih kita dalami (keterlibatan pihak lain),” tegas Farman.
Tersangka diketahui menjalin hubungan asmara dengan korban selama tiga tahun terakhir. Hubungan ini diwarnai dengan kebohongan besar. Kepada tetangga sekitar kos-kosan korban, Rohmad mengaku sebagai suami siri Uswatun untuk menghindari kecurigaan masyarakat.
Namun, di sisi lain, Rohmad ternyata memiliki keluarga sah. Ia masih memiliki seorang istri dan dua anak, dan hingga kini rumah tangganya diketahui masih utuh.
“Sudah 3 tahun (menjalin hubungan). Sudah memiliki keluarga, ada istri dan dua orang anak. Masih bersatu (tidak cerai),” ungkap lulusan Akpol 1996 ini.
Kasus ini mengundang perhatian publik karena pelaku, meski telah melakukan perbuatan keji, tidak menunjukkan tanda-tanda penyesalan. Bahkan, sikap tenangnya dinilai janggal, sehingga memunculkan dugaan bahwa ada kondisi mental tertentu yang memengaruhi tindakannya.
Polisi menegaskan bahwa tindakan brutal Rohmad harus diusut tuntas, termasuk latar belakang emosional dan psikologisnya. Jika terbukti ada gangguan kejiwaan, hasil pemeriksaan ini dapat menjadi bagian penting dalam proses hukum yang akan dijalaninya.
Pengakuan Rohmad kepada polisi semakin mengejutkan. Ia mengaku telah merencanakan pembunuhan ini karena alasan yang masih diselidiki. Dugaan sementara, ada konflik dalam hubungan asmara mereka yang memicu emosi Rohmad hingga nekat melakukan mutilasi.
Kini, perhatian masyarakat tertuju pada langkah polisi selanjutnya. Apakah pemeriksaan psikologis ini akan membuka tabir di balik perilaku Rohmad? Ataukah ada rahasia lain yang lebih mengerikan di balik kasus ini? Yang jelas, keadilan bagi Uswatun adalah prioritas utama. (*)