KabarBaik.co- Langkah besar menuju swasembada gula nasional resmi dimulai dari Kebun Tebu Prajekan, Bondowoso. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) dan Bank Jatim meluncurkan program Kredit Usaha Rakyat Khusus (KURsus) bagi petani tebu.
Program ini diharapkan menjadi game-changer dalam meningkatkan kesejahteraan petani sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional.
Didampingi Direktur Utama SGN Mahmudi dan Direktur Keuangan Bank Jatim Edi Masrianto, Gubernur Khofifah menegaskan pentingnya kolaborasi strategis untuk membangun ekosistem pertanian yang lebih modern dan inklusif. KURsus ini ditujukan khusus untuk mendukung kluster petani tebu, memberi mereka akses pembiayaan murah, mudah, serta pendampingan intensif.
“Kami ingin petani tebu tidak lagi hanya sebagai buruh ladang, tapi naik kelas menjadi pengusaha pangan yang tangguh dan bermartabat,” tegas Khofifah.
Program KURsus menawarkan suku bunga tetap hanya 6 persen, dengan skema pembiayaan yang menyasar keperluan produktif seperti pengadaan bibit unggul, pupuk organik ramah lingkungan, dan alat pengolahan tebu modern. Tak hanya itu, KUR ini juga mendukung pembiayaan ulang untuk peremajaan kebun tebu berusia lebih dari 25 tahun serta adopsi varietas unggul yang dapat meningkatkan rendemen dari 7 persen menjadi 8–9 persen.
“Kita tidak hanya bicara kuantitas gula, tapi juga kualitas dan keberlanjutan,” ujar Khofifah.
Sebagai bank penyalur, Bank Jatim berperan kunci dalam mempercepat distribusi KURsus. Edi Masrianto menyatakan pihaknya siap mendukung penuh dengan proses penyaluran yang cepat, transparan, dan tepat sasaran.
“Kami ingin para petani tebu naik kelas dan makin sejahtera. Sektor pertanian punya potensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, dan ini adalah bagian dari komitmen kami sebagai BUMD terbesar di Jawa Timur,” jelas Edi.
Tahun 2024 menjadi bukti kontribusi Bank Jatim terhadap sektor produktif. Bank ini mencatatkan pertumbuhan kredit 16,98 persen (YoY), melampaui rata-rata nasional yang hanya 10,39 persen. Portofolio kredit produktif mencapai Rp 29,65 triliun, termasuk penyaluran KUR sebesar Rp 5,61 triliun, serta Jatim Mikro sebesar Rp 3,32 triliun.
Sebagai provinsi penghasil gula terbesar di Indonesia, Jawa Timur menyumbang sekitar 50 persen dari total produksi nasional. Pada 2024, produksi tebu di Jatim mencapai 16,69 juta ton dari 238 ribu hektare lahan, menghasilkan 1,26 juta ton gula kristal putih.
Dengan potensi luar biasa ini, Gubernur Khofifah mengajak seluruh pihak – dari perbankan hingga dinas perkebunan – untuk bersinergi memenuhi kebutuhan modal kerja petani secara merata.
“Jangan ada petani yang tertinggal. Dengan KURsus ini, kita buka jalan menuju kemandirian pangan, dimulai dari ladang tebu di Jawa Timur,” pungkas Khofifah optimistis. (*)