Nawardi, Kebiasaan Berziarah dan Cerita Lucu dengan Gus Dur

oleh -2098 Dilihat
Nawardi
Ahmad Nawardi berdialog dengan kalangan muda di sebuah kafe beberapa hari lalu.

kabarbaik.co– Pada Pemilu 2024 ada 13 calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI daerah Dapil Provinsi Jatim. Mereka memperebutkan empat kursi untuk menjadi anggota DPD/MPR RI. Dari sejumlah kandidat itu beberapa di antaranya petahana.

Salah seorang calon petahana DPD RI adalah Ahmad Nawardi. Kader asli Nahdliyin ini mengemban amanah sebagai Senator sejak 2014. Nawardi sukses melenggang dua periode ke Senayan itu bukan tanpa proses. Ia selama ini memang dikenal grapyak. Akrab dengan beragam kalangan. Membaur. Dari warga biasa hingga tokoh. Termasuk dengan aktifis mahasiswa dan para ulama/kiai.

“Saya memang berangkat dari aktifis mahasiswa, lalu pernah menjadi jurnalis di Tempo, sebelum berkhidmat di parlemen,” kata Nawardi, calon anggota DPD RI dengan nomor urut 1, Jumat (12/1/2024).

Sejak menjadi Senator dari Dapil Jatim, praktis hari-harinya dihabiskan turba. Blusukan ke kabupaten/kota. Mulai kampung hingga kampus. Dari sekolah hingga pondok pesantren. Bahkan, dia juga biasa nyangkruk di warung kopi sambil berdiskusi. ”Mendengar dan menyerap harapan masyarakat. Tapi, perlu dipahami, kewenangan DPD tidak sama dengan DPR,” kata penulis buku Dari Parlemen Jalanan ke Parlemen Senayan itu.

Nawardi juga termasuk salah seorang sosok Senator yang responsif. Sebut saat terjadi keresahan masyarakat karena beredarnya buku materi ajar untuk MTs di Madura pada 2023. Ia langsung turun menggali data dan mengawalnya. “Jangan sampai ajaran menyimpang didoktrinkan terselubung melalui buku-buku pelajaran,” tegasnya.

Yang menarik, di tengah kesibukannya, pria kelahiran Madura, itu masih rajin berziarah. Dari satu pesarean ulama/wali ke wali lainnya di pelosok Nusantara. “(Kebiasaan) Itu sejak dulu sekali. Ada banyak keutamaan dan manfaat berziarah. Kita sangat perlu berwasilah. Yang jelas, saya mohon doa, restu, dan dukungan dulur-dulur,” papar alumnus UIN Sunan Ampel itu.

Bapak empat anak tersebut juga termasuk pengagum berat almarhum KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Bahkan, Nawardi juga memiliki cerita khusus dengan putra pendiri NU Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari itu. “Cerita lucu yang tidak akan pernah terlupakan dalam hidup saat masih wartawan di Tempo. Momentum Muktamar NU di Solo. Ketika itu bersama sahabat dari Jawa Pos, namanya Sholahuddin. Intinya minta foto dengan beliau (Gus Dur, Red),” paparnya dengan tersenyum mengingat kenangan itu.

Tentu, lanjut Nawardi, soal Gus Dur itu yang terpenting bukan ceritanya. Namun, sembilan nilai utama yang diwariskan Presiden RI ke-4 tersebut. Yakni, ketauhidan, kemanusiaan, keadilan, kesetaraan, pembebasan, kesederhanaan, persaudaraan, kekesatriaan, dan kearifan lokal. ”Nilai-nilai itu yang mesti kita bumikan,” pungkasnya. (*/kb04)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News



No More Posts Available.

No more pages to load.