Ngopi Sunyi di Telaga Rambit: Oase Tenang di Tengah Riuh Idul Fitri di Gresik

oleh -599 Dilihat
IMG 20250405 WA0022

KabarBaik.co – Ketika jalanan sesak oleh pemudik dan suasana hari raya yang membalut udara, sebagian orang justru mencari ruang sunyi untuk menyeduh tenang. Di Gresik, Telaga Rambit menjadi semacam jeda di antara riuhnya hari raya. Terletak di Kecamatan Sidayu, telaga ini menjelma menjadi tempat pelarian batin bagi jiwa-jiwa yang kelelahan oleh “energi sosial” silaturahmi yang tak jarang menguras.

Meski bukan destinasi wisata populer, Telaga Rambit memiliki magnet tersendiri. Di tepinya berjajar warung-warung kopi dan makan sederhana. Salah satunya, Warung Kopi Sumena, menjadi favorit pengunjung, terutama kalangan muda. “Ramai tapi tenang. Berbeda dengan tempat ngopi lain saat Lebaran yang sesak dan bising,” kata Sumena, pemilik warung, sambil menuangkan kopi hitam ke gelas plastik bening.

Menurut Sumena, saat Idulfitri, pengunjung justru meningkat. Namun bukan keramaian yang gaduh, melainkan ramai yang penuh jeda keramaian yang tahu batas.

Salah satu pengunjung, Yusqi Shohibul Haq, datang jauh-jauh dari Manyar demi merasakan suasana sunyi di pinggir telaga. “Ngopi di sini rasanya seperti istirahat yang sah. Setelah seharian bersalaman dan berbasa-basi, saya butuh tempat untuk diam,” ujarnya. Baginya, Telaga Rambit adalah ruang yang legal untuk menyepi di tengah tuntutan sosial hari raya.

Telaga Rambit bukan sekadar danau kecil di utara Gresik. Ia adalah peninggalan sejarah. Berdasarkan penuturan warga, telaga ini bukan struktur alami. Ia dibangun secara gotong royong atas perintah Kanjeng Sepuh, bupati Sidayu pada 1817–1856. Bentuknya persegi panjang dengan tanggul dari batu kapur menandakan campur tangan manusia dalam menciptakannya.

Fungsinya dulu adalah sebagai penampung air hujan untuk keperluan masyarakat, terutama karena wilayah Sidayu yang dikenal sebagai kota pelabuhan dan perdagangan memiliki kondisi tanah berbatu dan sulit mendapatkan air bersih. Pada masa lalu, telaga ini juga menjadi sumber logistik air untuk kapal-kapal dagang yang bersandar.

Hingga kini, airnya tetap digunakan oleh warga sekitar, meski hanya bersumber dari hujan. Ajaibnya, air di telaga ini tak pernah benar-benar kering meski musim kemarau datang. Di sisi barat, terdapat cor beton menyerupai dermaga, tempat warga biasa mengambil air. Pohon-pohon tua seperti beringin dan asem berbaris rapi mengelilingi telaga, menciptakan kanopi alami yang meneduhkan.

Telaga Rambit bukan sekadar tempat ngopi. Ia adalah ruang kontemplasi, tempat menepi tanpa perlu merasa bersalah. Di tengah dunia yang tak henti-henti bicara, telaga ini menawarkan satu hal yang kini terasa mewah: diam yang menenangkan. Duduk di bangku bambu, dengan kopi hitam di tangan, dan semilir angin membelai permukaan air, waktu terasa melambat. Di sana, tak ada yang mengejar, bahkan waktu pun ikut bersantai. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Muhammad Wildan Zaky
Editor: Hairul Faisal


No More Posts Available.

No more pages to load.