Nyawa Kader Terenggut saat Kejar Jambret, Deadline 3 Hari untuk Kapolrestabes Surabaya

Editor: Hardy
oleh -4218 Dilihat
Maya Dwi Ramadhani semasa hidup. (ist)

KabarBaik.co- Setahun lagi, semestinya Maya Dwi Ramadhani mengenakan toga. Wisuda dari salah satu kampus terbaik di Surabaya. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA). Maya sudah semester enam. Normalnya, semester tujuh sudah ujian skripsi dan semester delapan wisuda. Tentu, orang tuanya pun tersenyum bangga.

Namun, Jumat (24/5) dini hari, nyawa gadis berusia 21 tahun itu terenggut. Maya menjadi korban kecelakaan di Jalan Semarang, Surabaya. Saat berkendara motor di Jalan Arjuna pada Kamis (23/5) malam, sekitar pukul 23.00 WIB, tas cangklong Maya dijambret. Lalu, Maya berupaya mengejarnya.

Nahas, saat memburu pelaku hingga ke Jalan Semarang, motor Maya oleng. Hilang kendali. Tubuh mahasiswi ayu itu terpelanting ke badan jalan. Dari arah berlawanan, melintas kendaraan. Dan, braaak! Roda kendaraan itu melindasnya. Warga dan pengendara sudah bergegas memberikan pertolongan. Dilarikan ambulans ke RSUD dr Soetomo. Takdir berkehendak lain. Maya mengembuskan nafas terakhirnya.

Kepergian Maya, tidak hanya mengundang pilu bagi keluarganya, yang tinggal di kawasan Tambak Dalam, Kota Surabaya. Bayang-bayang prosesi wisuda itu kini tinggal mimpi. Mendung duka juga menggelayut tebal di atas kampus UINSA. Di akun media sosial, UINSA turut menyampaikan duka cita atas meninggalnya Maya.

Baca juga:  Dor! Polisi Lumpuhkan Pelaku Jambret yang Tewaskan Emak-emak Gresik

Terlebih, bagi para aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Mereka pun berbalut pita hitam. Duka mendalam. Maklum, Maya adalah salah seorang kader terbaik PMII di tingkat rayon Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK). Para aktivis organisasi ekstrakampus NU itu juga geram dengan kebiadaban pelaku kriminal hingga membuat nyawa Maya terenggut.

Farid Alfian, ketua Rayon PMII FDK UINSA, menceritakan, almarhumah dikenal sebagai kader yang baik dan aktif berorganisasi. Tidak hanya di PMII, melainkan juga terpilih sebagai wakil ketua Himpunan Mahasiswa Prodi (Himaprodi) Manajemen Dakwah, dan di Ikatan Mahasiswa Bangkalan Madura. Di tengah kesibukannya kuliah yang juga bekerja di sebuah minimarket, Maya selalu menyempatkan diri berpeluh di organisasi.

‘’Sungguh kami merasa kehilangan dengan sahabat sekaligus kader terbaik. Semoga almarhumah husnul khatimah, Semua dosa diampuni dan amal baiknya diterima Allah SWT, surga balasannya,’’ ujar Alfian ketika dihubungi KabarBaik.co, Minggu (26/5) siang.

Baca juga:  Misi Cooling Down Situasi Kamtibmas, Mahasiswa Nganjuk Bagikan Sembako

Alfian menambahkan, Maya juga dikenal sebagai sosok dengan nilai sosial tinggi. Setiap Jumat, memiliki program Jumat berkah. Berbagi makanan dan minuman untuk sesama. Nah, malam itu Maya pulang dari kampus UINSA di Wonocolo. Sebelum sampai ke rumah, Maya janjian COD di Jalan Arjuna untuk kebutuhan Jumat Berkah tersebut.

‘’Ternyata terjadi peristiwa (penjambretan, Red) itu. Lalu, Maya berupaya mengejar pelaku dan kecelakaan di Jalan Semarang. Kemudian dibawa ke RSUD dr Soetomo, dinyatakan meninggal dunia pada Jumat sekitar pukul 01.30 WIB,’’ katanya lirih.

Bersama perwakilan keluarga, Alfian mengaku sudah membuat laporan kejadian ke Polsek Sawahan. Dari informasi dan CCTV, pelaku penjambretan dua orang. ‘’Kami meminta agar pihak kepolisian mengusut tuntas perkara ini. Kami bersama sahabat-sahabat PMII Surabaya memberikan waktu 3×24 jam. Kalau tidak ada progres, kami siap melakukan gerakan,’’ tegasnya.

Maya dikenal santri. Dari keluarga sederhana. Ibunya pedagang di Pasar Tembok Dukuh. Selepas Subuh, Maya selalu rutin mengantarkan ibunya ke pasar. Sebab, ayahnya sudah lama terdera sakit.

Baca juga:  12 Hari, Polres Gresik Ungkap 203 Kasus dan Amankan 223 Tersangka

Tidak lama setelah kepergian Maya, tagar Pray for Maya pun beredar di media sosial dan grup WhatsApp. Termasuk tagar Kapolrestabes Surabaya Out. Bisa jadi ini wujud reaksi para mahasiswa dan masyarakat yang menggantungkan harapan agar Kota Surabaya benar-benar aman dan nyaman, tidak sekadar slogan.

Ketua PC PMII Kota Surabaya Husein menegaskan, pihaknya akan mengawal perkara tersebut sampai tuntas. “LBH (Lembaga Bantuan Hukum) kami sudah bergerak melakukan pendampingan,” ujarnya.

Kisah pilu tersebut juga sampai ke telinga Anggota MPR RI Ahmad Nawardi. Senator yang juga alumnus UINSA itu juga mendesak agar pihak kepolisian menangkap pelaku secepatnya. ‘’Insya Allah, saya akan menemui Pak Kapolrestabes Surabaya. Kota Surabaya harus aman dan nyaman. Tindak kejahatan apapun tidak boleh dibiarkan,’’ tegas anggota DPD RI Dapil Jatim itu. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News


No More Posts Available.

No more pages to load.