PBNU Resmikan 42 SPPG NU di Jember, Total 59 Dapur Gizi Beroperasi

oleh -229 Dilihat
IMG 20251001 WA0023
Kegiatan peresmian SPPG NU di Jember. (Ist)

KabarBaik.co – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) meresmikan 42 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) NU baru yang dipusatkan di Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Karangharjo, Silo, Jember.

Dengan penambahan ini, total SPPG NU yang aktif kini mencapai 59 unit, menyusul 17 unit yang telah beroperasi sebelumnya. PBNU juga menyalurkan secara simbolis paket Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk 50 ribu santri dari berbagai pesantren di Jawa dan Sumatera, termasuk dari Jember, Lumajang, Jombang, Malang, Sumenep, Bogor, Batang, dan Purwakarta.

Acara peresmian dihadiri oleh Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, ia mengapresiasi kerja keras pesantren yang telah menjalankan program MBG, karena telah mengoperasikan 17 SPPG sebelumnya.

“Dan hari ini bertambah 42 lagi. Totalnya kini 59 SPPG aktif,” ujar KH Yahya, Selasa (30/9).

Ia menegaskan, NU berkomitmen penuh mendukung program MBG pemerintah agar manfaatnya cepat dirasakan pesantren.

“Santri merasa puas, dan sistem pengawasan ketat membuat distribusi lancar serta kualitas pangan terjamin,” jelasnya.

Dalam jangka panjang, PBNU menargetkan pembangunan 1.000 SPPG sebagai bagian dari upaya penguatan kemandirian pangan nasional.

SPPG bukan sekadar dapur umum. Ini pusat produksi pangan, dari beras hingga sayuran. Kami ingin membangun kemandirian pangan bangsa,” tegasnya.

Untuk itu, PBNU melibatkan lembaga pertanian agar program pangan berjalan dari hulu hingga hilir.

Sementara itu, Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hidayana, menyampaikan dukungannya karena NU telah ikut mendukung untuk membangun anak yang sehat, kuat, ceria, dan cerdas.

“Apalagi MBG menjadi bagian penting dari ekosistem ini,” katanya.

Ia menambahkan, keberadaan SPPG memiliki tiga fungsi vital, menyediakan gizi seimbang, menjaga kualitas pangan, dan memperkuat ketahanan pangan lokal.

Di sisi lain, Pengasuh Pondok Bahrul Ulum sekaligus tuan rumah KH Hodri Arief menjelaskan, bahwa rata-rata biaya pembangunan satu dapur SPPG beserta perlengkapannya mencapai sekitar Rp1,5 miliar.

“Pesantren tidak dibebani biaya. Skema nol rupiah dijalankan dengan mempertemukan pesantren dan mitra,” jelas KH Hodri.

Ia menyebutkan, satu SPPG mampu melayani hingga 3.000 santri, bahkan mencakup pesantren di sekitar lokasi.

Ia menambahkan, untuk menjamin mutu tersebut diterapkan standar ketat, termasuk waktu distribusi makanan maksimal 30 menit.

“Satu dapur melibatkan 47 pekerja dengan sistem shift. Dengan disiplin ini, risiko pangan dapat dicegah,” tutupnya. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Dwi Kuntarto Aji
Editor: Gagah Saputra


No More Posts Available.

No more pages to load.