KabarBaik.co – Di tengah suburnya bentang alam pertanian Desa Bengkelolor, Kecamatan Benjeng, Kabupaten Gresik, muncul sebuah inovasi baru yang mengubah cara pandang terhadap limbah pertanian. Jika selama ini klobot jagung -kulit pembungkus jagung- hanya dianggap sebagai limbah tak bernilai, kini bahan tersebut mulai disulap menjadi kerajinan tangan yang potensial bernilai ekonomis.
Langkah ini tak lepas dari kolaborasi antara Pemerintah Desa (Pemkab) Bengkelolor dan Tim Pengabdian Masyarakat Oleh Mahasiswa (PMM) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Melalui sebuah kegiatan pelatihan yang digelar baru-baru ini, para ibu PKK dan warga setempat diperkenalkan dengan teknik pengolahan klobot jagung menjadi produk bernilai ekonomi.
Kepala Desa Bengkelolor Purwanto, menyampaikan apresiasi atas inisiatif tersebut. Ia menilai, pemanfaatan limbah klobot bukan hanya solusi ekologis, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru yang sejalan dengan visi pembangunan desa.
“Ide ini sangat bagus dan bisa menjadi peluang besar untuk usaha desa. Selama ini, setiap kali ada acara di desa, kami kerap mengambil tenun dari luar sebagai cenderamata. Akan jauh lebih membanggakan bila kelak desa ini memiliki produk khasnya sendiri,” kata Purwanto dalam keterangannya, Selasa (2/9).

Lebih lanjut, Purwanto menjelaskan bahwa pihak desa tengah mempersiapkan pembentukan koperasi desa yang nantinya akan menaungi berbagai unit usaha masyarakat, termasuk kerajinan dari klobot jagung. Ia berharap, inisiatif seperti ini bisa terus berlanjut dan menjadi cikal bakal lahirnya produk unggulan khas Bengkelolor.
Sebagai desa agraris, Bengkelolor dikenal dengan hasil pertaniannya yang melimpah seperti padi, kacang hijau, dan jagung. Namun, limbah pertanian seperti klobot jagung seringkali berakhir sebagai pakan ternak atau dibuang begitu saja. Melalui pendekatan kreatif, bahan yang semula dianggap tak berguna itu kini diolah menjadi hiasan rumah, bingkisan unik, hingga potensi produk ekspor.
Dalam kegiatan demonstrasi teknis yang digelar di balai desa, para peserta tampak antusias mengikuti setiap tahapan pembuatan kerajinan. Mulai dari proses pengeringan klobot, pewarnaan alami, hingga teknik merangkai menjadi produk siap pakai.

Tim PMM UMM menjelaskan, kegiatan ini bukan hanya sebatas pelatihan, tetapi juga bagian dari strategi jangka panjang untuk memberdayakan masyarakat desa secara mandiri. Pihaknya ingin masyarakat melihat bahwa limbah pun bisa menjadi sumber pendapatan. Harapannya, pelatihan ini bisa ditindaklanjuti oleh desa dengan pembinaan dan pengembangan usaha.
Langkah Pemdes Bengkelolor dalam merespons inovasi ini dinilai sebagai bentuk nyata dukungan terhadap ekonomi kreatif berbasis potensi lokal. Dengan menggandeng kalangan akademisi dan melibatkan langsung warga, desa ini menunjukkan komitmen kuat dalam menciptakan nilai tambah dari sektor pertanian. (*)