KabarBaik.co – Pemindahan 14 siswa SDN Candipari 2 Sidoarjo membuat siswa tertekan. Bahkan ada siswa yang sempat dibully oleh teman sekelasnya.
“Ada anak lain temannya anak saya itu sampai dibully, ‘lho ngapain masih di sini, kan sudah nggak boleh sekolah di sini’,” ujar T, salah satu wali murid, Selasa (19/8).
T sendiri akhirnya segera memindahkan anaknya ke SDN Candipari 1, wali murid lain, Dandi (28), masih menolak. Ia menuntut pertanggungjawaban pihak sekolah.
“Saya mempermasalahkan, kenapa sepenting ini tidak ada musyawarah dengan murid. Undangannya rapat sosialisasi kegiatan belajar tapi hasilnya 14 siswa disuruh pindah sekolah,” katanya.
Menurut Dandi, alasan usia tidak masuk akal. Sebab anaknya yang berusia 6 tahun 10 bulan sudah sesuai syarat masuk SD.
“Apakah usianya memang kebijakan sekolah? dan dijawab iya sama sekolah. Saya mengajukan zonasi dan tes ditolak, yang dipertahankan kebijakan sepihak,” bebernya.
Dandi kini memilih melawan. Ia melapor ke pihak desa, DPRD Sidoarjo, hingga Dinas Pendidikan. “Kalau misalnya nggak terdaftar di Dapodik, saya tuntut keadilan. Ini main pindah-pindah aja, ini pendidikan lho,” pungkasnya.
Pengumuman pemindahan 14 siswa disampaikan pihak sekolah dua bulan setelah tahun ajaran baru berjalan. Awal mula masalah itu muncul ketika para orang tua diundang rapat pada Kamis (14/8). Undangan yang mereka terima hanya berisi agenda ‘Sosialisasi Kegiatan Belajar Mengajar Tahun Pelajaran 2025–2026’.
Dalam rapat itu, kepala sekolah menyebut SDN Candipari 2 hanya memiliki pagu 28 siswa per rombongan belajar (rombel). Karena jumlah murid kelas 1 mencapai 42 siswa, maka 14 di antaranya harus dipindahkan.
Kelebihan pagu ini tak hanya terjadi di SDN Candipari 2 saja, melainkan juga terjadi di SDN Kesambi 1 Porong. Di Kesambi, kelebihan pagu lebih sedikit, yakni 12 siswa. (*)