KabarBaik.co – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi ingin membangun perguruan tinggi khusus penyandang disabilitas. Hal ini bertujuan untuk membuka akses pendidikan yang lebih merata.
Wakil Bupati Banyuwangi Mujiono pembangunan kampus khusus difabel ini bertujuan untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Meski sudah banyak perguruan tinggi di Banyuwangi. Namun untuk kampus khusus difabel masih belum ada.
Ia menilai, difabel juga berhak mendapatkan pendidikan tinggi yang layak dan terjangkau.
“Kita ingin ada kampus difabel, yang bisa membuka minimal Diploma 1 (D1) atau Diploma 2 (D2). Ini masih dalam rencana,” ujar Mujiono.
Selain itu, ia menyebut, sektor pendidikan akan dibuka seluas mungkin untuk menjangkau semua kalangan masyarakat.
“Sektor pendidikan akan kita buka sesuai potensi kearifan lokal,” terangnya.
Mujiono mencontohkan, seperti Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta yang telah resmi membuka kelas perkuliahan di Banyuwangi mulai tahun ajaran 2025 ini.
Diketahui, pendaftaran mahasiswa baru ISI di Banyuwangi akan dibuka mulai Mei 2025 melalui jalur mandiri.
Ada dua program studi (prodi) yang ditawarkan ISI di kampus Banyuwangi, yakni etnomusikologi dan tari. Masing-masing prodi tersebut membuka kuota untuk 15 mahasiswa baru.
“Seni budaya bagian penting dari kearifan lokal kita dan ini (warisan seni dan budaya Banyuwangi) menjadi kurikulum di sana (ISI),” terangnya.
Selain kampus tersebut, belum lama ini telah dibuka di Banyuwangi Fakultas Ilmu Kesehatan, Kedokteran dan Ilmu Alam di bawah naungan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.(*)