KabarBaik.co – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro menargetkan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (Silpa) tahun 2026 sebesar Rp 1,8 triliun. Langkah ini menjadi fokus utama Bupati Bojonegoro Setyo Wahono untuk memperbaiki kualitas perencanaan sekaligus meningkatkan percepatan serapan anggaran.
Wahono menegaskan bahwa seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) harus bergerak lebih cepat pada 2026, terutama dalam pelaksanaan program prioritas. “Penurunan target SiLPA adalah upaya memperbaiki kualitas perencanaan dan mempercepat serapan anggaran agar belanja lebih akurat dan kegiatan bisa dimulai lebih awal,” ujarnya, Rabu (19/11).
Menurutnya, Silpa 2026 turun Rp 215 miliar dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ini diharapkan menjadi titik balik agar Silpa tidak terus menumpuk setiap tahun dan anggaran dapat terserap sesuai kebutuhan pembangunan.
Secara struktur pembiayaan daerah, Silpa 2025 menjadi satu-satunya sumber penerimaan pembiayaan pada 2026. Dari sisi pengeluaran pembiayaan, total kebutuhan mencapai Rp 512,8 miliar, terdiri dari penyertaan modal daerah Rp 12,8 miliar dan pembentukan Dana Abadi Daerah sebesar Rp 500 miliar.
Dengan demikian, pembiayaan netto tercatat Rp 1,29 triliun dan seluruhnya akan dipakai untuk menutup defisit APBD 2026. Dalam R-APBD 2026, pendapatan daerah ditetapkan sebesar Rp 4,56 triliun, sementara belanja daerah mencapai Rp 5,86 triliun sehingga terjadi defisit Rp 1,29 triliun.
Bupati menegaskan bahwa penggunaan Silpa harus diimbangi dengan perbaikan tata kelola belanja daerah. SiLPA 2026 diproyeksikan menjadi bantalan fiskal yang penting untuk menjaga keseimbangan APBD dan memastikan program prioritas dapat berjalan sesuai jadwal. (*)







