KabarBaik.co – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Situbondo memastikan akan menanggung penuh seluruh biaya perawatan santri korban ambruknya atap Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Syekh Abdul Qodir Jaelani di Desa Belimbing, Kecamatan Besuki.
Pemkab juga berjanji mempercepat renovasi bangunan pondok yang rusak.
Peristiwa tragis yang terjadi pada Rabu dini hari (29/10) ini menyebabkan satu santri putri meninggal dunia dan belasan lainnya luka-luka.
Wakil Bupati Situbondo Ulfiyah yang akrab disapa Mbak Ulfi, menyampaikan bahwa langkah cepat telah diambil untuk menanggulangi musibah ini.
“Alhamdulillah, kami pastikan seluruh adik-adik santri yang dirawat di RSUD Besuki ditanggung oleh Pemerintah Kabupaten Situbondo,” kata Mbak Ulfi, Rabu (29/10).
Terkait pemulihan bangunan, Mbak Ulfi menegaskan bahwa Pemkab Situbondo akan mempercepat proses renovasi dengan memanfaatkan alokasi Biaya Tak Terduga (BTT).
“Kita percepat pemulihan pembangunan melalui Biaya Tak Terduga (BTT). Itu pesan Mas Bupati untuk disampaikan kepada pengasuh,” katanya.
Pemkab juga telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak, termasuk Kementerian Agama dan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga, untuk membantu pemulihan pondok.
Mbak Ulfi menjelaskan, ambruknya atap asrama disebabkan oleh hujan deras disertai angin kencang yang melanda Besuki. Kerusakan diperparah oleh kondisi bangunan yang sebelumnya sudah mengalami retakan akibat dua kali gempa bumi di Situbondo.
Pengasuh Pondok Pesantren, Kiai Hasan, mengungkapkan rasa duka mendalam atas musibah tersebut.
“Ini musibah, kami berduka. Dari 19 santri yang sedang berada di lokasi kejadian, satu orang santri putri meninggal,” ujarnya.
Total korban dalam kejadian dini hari itu adalah 19 santri satu meninggal, empat dirawat di rumah sakit, dan 14 lainnya mengalami luka ringan.
Pemkab Situbondo berkomitmen akan terus memberikan pendampingan dan bantuan hingga seluruh korban pulih dan kegiatan belajar di pondok dapat kembali berjalan normal. (*)






