KabarBaik.co – Pemerintah Kota (Pemkot) Malang sedang menyusun rencana untuk menangani bencana banjir yang sering terjadi saat pergantian musim.
Wali Kota Malang Wahyu Hidayat, menyatakan bahwa penanganan banjir harus menjadi perhatian khusus ketika musim hujan datang. Terutama perbaikan saluran-saluran air yang perlu segera dilakukan.
“Selain peran pemerintah, masyarakat Kota Malang juga harusnya mengambil inisiatif untuk melakukan kerja bakti setiap minggu,” ujarnya saat acara sosialisasi penanggulangan bencana di Hotel Aliante, Kota Malang, Selasa (19/8) sore.
Wahyu menjelaskan, banjir yang berasal dari daerah yang lebih tinggi berpotensi menyebabkan benacana banjir susulan. Karena itu, ia telah bekerjasama dengan kementerian pusat terkait untuk mengatasi masalah ini.
“Kami telah melakukan evaluasi mengenai hal ini, bersama Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR) serta Gubernur Jawa Timur. Insya Allah, segera akan direalisasikan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang, Prayitno, mengungkapkan bahwa mereka akan mengadakan pelatihan penanganan banjir dengan metode mitigasi.
“Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi aktif masyarakat. Termasuk memberi informasi tentang area rawan bencana yang sulit diakses atau titik berbahaya yang bisa mereka tindak lanjuti,” jelasnya.
Prayitno mempaparkan, nantinya pihaknya berencana untuk mengumpulkan 1.800 orang yang akan ditempatkan di lokasi-lokasi rawan bencana. Salah satu lokasi tersebut adalah daerah Kedungkandang yang rentan banjir.
“Di area itu terdapat 300 rumah, kami mengikuti arahan dari Pak Wali dan didukung oleh masyarakat yang antusias, jika setiap pelatihan dilaksanakan di lokasi-lokasi berisiko tersebut,” paparnya.
Priyatno juga menambahkan bahwa mereka merekomendasikan untuk merekrut beberapa peserta dari kalangan disabilitas dalam program mitigasi ini. Oleh karena itu, pihaknya telah berkoordinasi dengan seluruh kelurahan di Kota Malang untuk mendata calon peserta.
“Masing-masing kelurahan diharuskan mengajukan 5 hingga 10 orang, agar individu-individu istimewa ini dapat memberikan informasi tentang bencana kepada komunitas disabilitas lainnya,” pungkasnya.(*)